Kamis, 29 Agustus 2024

Tua, merasa risau

 menjadi tua adalah musibah?


Bagi sebagian orang, menjadi tua adalah musibah. Terbayanglah di benaknya, seorang tua yang susah berjalan, bertongkat dan lemah. Juga tidak lagi berkarya, pensiun dan sakit-sakitan. 


Hidup stagnan dan membosankan. Kenikmatan hidup berkurang, kemampuan pisik menurun seiring dengan nyeri sendi, otot, kemampuan gerak dan mobilitas.                                                                                                        Penyakit pikun dan pelupa, momok lain untuk orang yang sudah sepuh dan menua. 

Makanya ketika seseorang yang sering lupa, dikatakan kepadanya  ‘Dah Tua Sih’  padahal umurnya belum banget banget tua. Bagi wanita apalagi, terutama kalangan selebriti dan pemuja kecantikan. Muda, paras menarik dan nice body adalah modal asasi agar tetap dapat kontrak job dan dompet terisi lagi. 

Jangankan menjadi tua, segurat saja ada di wajahnya, itu sudah dianggap musibah. 

Ia ketakuan setengah mati setengah hidup, seakan mo ketimpa batu gede dari gunung meletus atau takut kayak orang kesamber banjir bandang kebawa arus ketendang-tendang. Tanpa berpanjang kalam ia pun segera pergi ke salon  kecantikan atau 'house of beauty' . Konsultasi dan terapi. Pulang dengan wajah berseri, membawa serum glossy. 

Walaupun harganya mahal sekali, tetap saja dibeli semata untuk selalu shanning dan beautufully.     Kadang kalo merasa wajahnya tidak menarik lagi, ia kembali mencari solusi. Ia vermak wajahnya sana sini. Walaupun pake cara oplas. 


Oplas alias operasi plastik biasa  dilakukan demi wajah agar cantik kembali. Walaupun palsu, mana peduli. Walaupun imitasi yang penting glossy. 

Yang lagi ngetrend oplas alias vermak wajah – padahal vermak itu biasanya untuk celana jeans – itu yang ada di negeri ginseng. Oplasnya sudah jadi industri. Makanya orang-orangnya keliatan ganteng dan caktik. Drakornya laku keras banyak penggemar. Padahal palsu, itu wajah ember plastik. 

Dari sini sering kedapatan seorang wanita berwajah ngoplas  cantik, ketika menikah, punya anak, anaknya kagak  secantik mamanya. Ya maklumlah, itukan aslinya.                                                                                                Wajah yang keliatan tua, karena sudah tua, mau diapain juga,  ya tetap tua, pasti ketauan tua. 

Mobil yang tahunnya tua, dikostum ekterior dan interiornya, tetep aje mobil tua. Mesin kaga diganti ya jalannya tetep kayak orang tua. Ibarat penyakit, tua itu penyakit yang tidak ada obatnya, sama halnya seperti mati. 

Menjadi tua padahal dahulunya muda, sudah menjadi  sunnah kauniyah yang ditetapkanNya. Begitu Allah berfirman:


هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٍ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلًا ثُمَّ لِتَبۡلُغُوٓاْ أَشُدَّكُمۡ ثُمَّ لِتَكُونُواْ شُيُوخًا ۚ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ مِن قَبۡلُ ۖ وَلِتَبۡلُغُوٓاْ أَجَلًا مُّسَمًّى وَلَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ

 

“Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari darah yang menggumpal, kemudian Dia lahirkan kamu sebagai seorang anak kecil, kemudian (Dia membiarkan) kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. (Akan tetapi,) di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Dia pun membiarkan) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan dan agar kamu mengerti.” (QS. Ghafir: 67)


Loh kok tua, dah tua sih, sekarang sudah tua, dah jadi kakek-kakek nih, kalimat-kalimat ini  janganlah sering diomongin  gegara nyesel dan marah karena sudah menua.


Proses ini pasti dialami oleh setiap orang tak terkecuali. Sudah menjadi suratan takdir yang tidak dapat dihindari. Takdir yang telah ditetapkan atas manusia secara pasti. 


Dalam ayat tersebut di atas merupakan penjelasan  bahwa Allah telah menciptakan kamu dalam fase-fase tersebut semuanya dengan sendirian, tiada sekutu bagi-Nya. 


Dia pulalah Yang mengatur, merencanakan dan menentukan ukuran-ukurannya dalam semuanya itu.


 وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْل


“Di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu” (QS. Al-Mu’min: 67)


Yakni sebelum dilahirkan ke alam dunia ini, bahkan ada yang gugur sejak masih dalam usia kandungan. Makanya wanita yang bayinya sudah mati duluan sebelum sempat dilahirkan disebut keguguran. 


Di antara mereka ada yang diwafatkan dalam usia anak-anak dan usia muda, ada pula dalam usia tua sebelum memasuki usia pikun. 


Seperti mana yang dijelaskan oleh firman-Nya lagi:


 لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى


“Agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (QS. Al-Hajj:5)


 وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ


“(Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya).”  (QS. Al-Mu’min: 67)


Ibnu Juraij mengatakan bahwa ditetapkan demikian agar kamu ingat akan hari berbangkit. 

Kebangkitan dimulai dari kematian dan hari kiamat. Dua peristiwa yang sangat dahsyat yang menanti dan pasti terjadi.

Namun sebagian besar manusia cenderung lalai dan tidak mempersiapkan dirinya. 

Bahkan mereka beranggapan bahwa hal itu  sesuatu yang masih jauh. Jauh jauuuh sekali. Padahal ia sudah dekat, dekat, dekaaaat sekali. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar