(alamat blog: http://wisata-foto.blogspot.com) Sajian berbagai tulisan, kutipan sebagai bahan komunikasi guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dihimpun oleh Agus Ahmad Hidayat - SMA Negeri 2 Kotabumi Lampung Utara
Jumat, 25 November 2016
Mengenal Anggota DPR-RI dan DPD-RI Terpilih dari Lampung
Inilah Anggota DPR-RI dan DPD-RI Terpilih dari Lampung
Anggota DPR-RI
Daerah Pemilihan Lampung1
Ir. Isma Yatun (PDIP)
Sudin (PDIP)
H. Zulkifli Anwar (Demokrat)
Dwie Aroem Hadiyatie (Golkar)
H. Ahmad Muzani (Gerindra)
Drs. H.Musa Zainudin (PKB)
Frans Agung Mula Putra, S.Sos, MH (Hanura,)
Drs. H. Almuzzamil Yusuf, M.Si (PKS)
Zulkifli Hasan, SE, MM (PAN)
Daerah Pemilihan Lampung2
H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH (PDIP)
Itet Tridjajati Sumarijanto, MBA (PDIP)
Ir. H. Marwan Cik Asan, MM (Demokrat)
DR. M. Aziz Syamsuddin (Golkar)
Drs. Tamanuri, MM (Nasdem)
Ir. Dwita Ria Gunadi (Gerindra)
Ir. Alimin Abdullah (PAN)
Hj. Chusnunia Chalim, M.Si (PKB)
K.H. Ir. Abdul Hakim, MM (PKS)-diganti oleh Ir. Ahmad Junaidi Auly
Anggota DPD-RI
Ir. Anang Prihantoro
H. Ahmad Jajuli, S.Ip, M.Si
DR. H. Adi Surya
Syarif, SH
sumber blog resmi zulfafli aditya
Rabu, 16 November 2016
Membaca petikan Novel Kubah-Ahmad Tohari-Halaman 54-56
Bagian ketiga
Karman lahir di Pegaten pada tahun 1935 ayahnya seorang mantri pasar di sebuah kota kecamatan. Waktu itu gaji seorang mantri pasar bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Hampir semua warga desa Pegaten adalah petani. Maka ayah Karman sangat bangga akan jabatannya sebagai pegawai gubermen.
Dia tidak suka dipanggil dengan nama aslinya. Itulah sebabnya orang Pegaten hampir lupa siapa nama ayah Karman yang sesungguhnya. Sehari hari lelaki yang selalu bertopi gabus itu biasa dipanggil sebagai Pak Mantri. Dan karena begitu membanggakan kepriyayiannya pak manteri merasa dirinya tak pantas menggarap sawah. Padahal dia punya satu setengah hektar warisan orang tuanya. Setiap tahun sawah Pak Mantri disewakan kepada petani penggarap.
Pada masa pendudukan Jepang, orang orang Pegaten mengalami masa yang sangat sulit. Kurang pangan terjadi di mana mana karena padi orang kampung dijarah oleh tentara Jepang. Kemarau selama sembilan bulan juga ikut menyengsarakan semua orang. Di Pegaten orang sudah beruntung apabila masing bisa mekan ubi ubian, tidak terkecuali keluarga Pak Mantri. Priyayi itu sangat tersiksa, bukan hanya karena harus makan ubi. Menurut keyakinannya, seorang mantri hanya pantas makan nasi dari beras kualitas terbaik. Ubi tak pantas dihidangkan kepada Pak Mantri, baik pada zaman normal maupun pada zaman Jepang.
Dalam kesulitan memperoleh beras, Pak Mantri mengetahui bahwa Haji Bakir berhasil menyembunyikan sebagian padinya sehingga luput dari jarahan tentara Jepang. Dengan keyakinan bahwa dirinya hanya pantas makan nasi, Pak Mantri menemui Haji Bakir
Mantri pasar itu ingin melakukan tukar menukar; ia akan memberikan sebagian sawahnya dan Haji Bakir diminta memberinya padi. Dalam suasana kurang pangan yang amat rawan itu, padi memang menjadi benda yang amat mahal.
Pada mulanya Haji Bakir tidak ingin melayani ajakan Pak Mantri. Karena, padi yang berhasil ia sembunyikan sebenarnya tak seberapa, malah diperkirakan tak cukup untuk keperluan keluarga besarnya. Namun karena terus didesak, juga karena takut rahasia simpanan padinya di bocorkan, akhirnya Haji Bakir mengalah. Dan terjadilah tukar menukar itu. sebagian sawah Pak Mantri ditukar dengan lima kwintal padi.
Belum lagi lima bulan, padi milik Pak Mantri yang diperoleh dari tukar menukar itu habis. Menyusul kemudian tukar menukar yang kedua, dan akhirnya habislah warisan milik priyayi Pegaten itu. namun tak mengapa. Pak Mantri sangat yakin akan tiba kembali zaman normal. Ia akan kembali menjadi mantri pasar, duduk di gardu atau mengedarkan karcis rertribusi, dan menerima gaji setiap akhir bulan. Sialnya masa lalu yang ditunggu Pak Mantri tak pernah kembali.
Kemudian pecah perang kemerdekaan. Tatanan kemasyarakatan porak poranda. Pasar seakan bubar. Masyarakat teerbelah dua; satu ikut republik dan sebagian kecil lainnya ikut pemerintahan sipil belanda yang sedang dicoba kembali ditegakkan. Pak Mantri, karena cinta kepada kepriyayiannya, tidak ikut barisan rrepublik yang di Pegaten dimotori oleh plemuda kampung dan para santri. Namun plilihan Pak Mantri salah. Dia tak pernah kembali jadi mantri pasar karena para pemuda pujuang membawanya ke hutan. Ayah Karman itu tak pernah terelihat kembali oleh anak istrinya.
Sepeninggal ayahnya, Karman hidup hanya dengan ibu dan seorang adik perempuan yang msih kecil. Sebenarnya Karman punya dua kakak lelaki. Tetapi keduanya meninggal dalam bencana kelaporan pada zaman Jepang. Keadaan keluarga Karman amat menyedihkan. Apalagi setelah terjadi kekerasan oleh tentara belanda di plegaten tahun 1948. Bersama ibu dan adiknya, Karman pergi mengungsi jauh ke pedalaman. Belanda lalu membuat markas pertahanan di Pegaten.
Setelah datang masa aman Karman dan ibunya pulang ke Pegaten. Masa kurang pangan bereakhir. Namun Karman kecil harus menerima kenyataan bahwa dia dan ibunya sudah tak punya apa apa lagi. Untunglah, karena panen padi selalu bagus maka orang Pegaten kurang peduli terhadap ubi dan singkong di ladang mereka. Maka Karman yang masih bocah biasa mengumplulkan singkong dari ladang orang dan dibawa pulang sebagai bahan makanan. Singkong direbus, singkong ditanak, atau malah singkong cukup dibenam dalam api sampai empuk; semuanya cukup buat mengganjal perut Karman bersama ibu dan adiknya.
Hingga dua tahun lamanya Karman hidup dengan singkong. Hanya sesekali dia menemukan sebungkus nasi, itu pun bila dia punya kesempatan bermain dengan Rifah, anak bungsu Haji Bakir. Rifah masih kecil, usianya beberapa tahun lebih muda daripada Karman. Banyak cara bisa dilakukan agar Karman bisa bermain dengan gadis cilik itu. Untuk Rifah, Karman harus punya sesuatu yang menarik hatinya. Misalnya mainan baling baling yang terbuat dari daun kelapa. Tanpa dipancing pancing, jika Rifah melihat mainan itu, pasti di akan memintanya. Rifah yang agak dimanjakan biasa memperoleh apa saja yang dikehendakinya.
Novel Kubah-Ahmad Tohari-Halaman 54-56
.
Karman lahir di Pegaten pada tahun 1935 ayahnya seorang mantri pasar di sebuah kota kecamatan. Waktu itu gaji seorang mantri pasar bisa diandalkan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Hampir semua warga desa Pegaten adalah petani. Maka ayah Karman sangat bangga akan jabatannya sebagai pegawai gubermen.
Dia tidak suka dipanggil dengan nama aslinya. Itulah sebabnya orang Pegaten hampir lupa siapa nama ayah Karman yang sesungguhnya. Sehari hari lelaki yang selalu bertopi gabus itu biasa dipanggil sebagai Pak Mantri. Dan karena begitu membanggakan kepriyayiannya pak manteri merasa dirinya tak pantas menggarap sawah. Padahal dia punya satu setengah hektar warisan orang tuanya. Setiap tahun sawah Pak Mantri disewakan kepada petani penggarap.
Pada masa pendudukan Jepang, orang orang Pegaten mengalami masa yang sangat sulit. Kurang pangan terjadi di mana mana karena padi orang kampung dijarah oleh tentara Jepang. Kemarau selama sembilan bulan juga ikut menyengsarakan semua orang. Di Pegaten orang sudah beruntung apabila masing bisa mekan ubi ubian, tidak terkecuali keluarga Pak Mantri. Priyayi itu sangat tersiksa, bukan hanya karena harus makan ubi. Menurut keyakinannya, seorang mantri hanya pantas makan nasi dari beras kualitas terbaik. Ubi tak pantas dihidangkan kepada Pak Mantri, baik pada zaman normal maupun pada zaman Jepang.
Dalam kesulitan memperoleh beras, Pak Mantri mengetahui bahwa Haji Bakir berhasil menyembunyikan sebagian padinya sehingga luput dari jarahan tentara Jepang. Dengan keyakinan bahwa dirinya hanya pantas makan nasi, Pak Mantri menemui Haji Bakir
Mantri pasar itu ingin melakukan tukar menukar; ia akan memberikan sebagian sawahnya dan Haji Bakir diminta memberinya padi. Dalam suasana kurang pangan yang amat rawan itu, padi memang menjadi benda yang amat mahal.
Pada mulanya Haji Bakir tidak ingin melayani ajakan Pak Mantri. Karena, padi yang berhasil ia sembunyikan sebenarnya tak seberapa, malah diperkirakan tak cukup untuk keperluan keluarga besarnya. Namun karena terus didesak, juga karena takut rahasia simpanan padinya di bocorkan, akhirnya Haji Bakir mengalah. Dan terjadilah tukar menukar itu. sebagian sawah Pak Mantri ditukar dengan lima kwintal padi.
Belum lagi lima bulan, padi milik Pak Mantri yang diperoleh dari tukar menukar itu habis. Menyusul kemudian tukar menukar yang kedua, dan akhirnya habislah warisan milik priyayi Pegaten itu. namun tak mengapa. Pak Mantri sangat yakin akan tiba kembali zaman normal. Ia akan kembali menjadi mantri pasar, duduk di gardu atau mengedarkan karcis rertribusi, dan menerima gaji setiap akhir bulan. Sialnya masa lalu yang ditunggu Pak Mantri tak pernah kembali.
Kemudian pecah perang kemerdekaan. Tatanan kemasyarakatan porak poranda. Pasar seakan bubar. Masyarakat teerbelah dua; satu ikut republik dan sebagian kecil lainnya ikut pemerintahan sipil belanda yang sedang dicoba kembali ditegakkan. Pak Mantri, karena cinta kepada kepriyayiannya, tidak ikut barisan rrepublik yang di Pegaten dimotori oleh plemuda kampung dan para santri. Namun plilihan Pak Mantri salah. Dia tak pernah kembali jadi mantri pasar karena para pemuda pujuang membawanya ke hutan. Ayah Karman itu tak pernah terelihat kembali oleh anak istrinya.
Sepeninggal ayahnya, Karman hidup hanya dengan ibu dan seorang adik perempuan yang msih kecil. Sebenarnya Karman punya dua kakak lelaki. Tetapi keduanya meninggal dalam bencana kelaporan pada zaman Jepang. Keadaan keluarga Karman amat menyedihkan. Apalagi setelah terjadi kekerasan oleh tentara belanda di plegaten tahun 1948. Bersama ibu dan adiknya, Karman pergi mengungsi jauh ke pedalaman. Belanda lalu membuat markas pertahanan di Pegaten.
Setelah datang masa aman Karman dan ibunya pulang ke Pegaten. Masa kurang pangan bereakhir. Namun Karman kecil harus menerima kenyataan bahwa dia dan ibunya sudah tak punya apa apa lagi. Untunglah, karena panen padi selalu bagus maka orang Pegaten kurang peduli terhadap ubi dan singkong di ladang mereka. Maka Karman yang masih bocah biasa mengumplulkan singkong dari ladang orang dan dibawa pulang sebagai bahan makanan. Singkong direbus, singkong ditanak, atau malah singkong cukup dibenam dalam api sampai empuk; semuanya cukup buat mengganjal perut Karman bersama ibu dan adiknya.
Hingga dua tahun lamanya Karman hidup dengan singkong. Hanya sesekali dia menemukan sebungkus nasi, itu pun bila dia punya kesempatan bermain dengan Rifah, anak bungsu Haji Bakir. Rifah masih kecil, usianya beberapa tahun lebih muda daripada Karman. Banyak cara bisa dilakukan agar Karman bisa bermain dengan gadis cilik itu. Untuk Rifah, Karman harus punya sesuatu yang menarik hatinya. Misalnya mainan baling baling yang terbuat dari daun kelapa. Tanpa dipancing pancing, jika Rifah melihat mainan itu, pasti di akan memintanya. Rifah yang agak dimanjakan biasa memperoleh apa saja yang dikehendakinya.
Novel Kubah-Ahmad Tohari-Halaman 54-56
.
Mendiskusikan Tema Karya Sastra
Mendiskusikan Tema
Karya Sastra
Pernahkah kamu membaca
novel trilogi Ahmad Tohari yang cukup terkenal dan telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Jepang oleh Shinobu Yamane? Novel tersebut masing-masing berjudul
Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Novel
Ronggeng Dukuh Paruk sudah difilmkan dan pernah ditayangkan oleh TVRI.
Apakah judul novel
Ronggeng Dukuh Paruk mempunyai kaitan dengan masalah kesenian? Kesan apa yang
terlintas dalam benakmu ketika membaca judul tersebut?
Bacalah bagian awal novel
Ronggeng Dukuh Paruk berikut ini!
Sepasang burung bangau
melayang meniti angin berputar-putar tinggi di langit. Tanpa sekalipun mengepak
sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya. Suaranya melengking seperti keluhan
panjang. Air. Kedua unggas itu telah melayang beratus-ratus kilometer mencari
genangan air. Telah lama mereka merindukan amparan lumpur tempat mereka mencari
mangsa: katak, ikan,udang atau serangga air lainnya.
Namun kemarau belum
usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan
kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air meski hanya
selebar telapak kaki. Sawah berubah, menjadi padang kering berwarna kelabu.
Segala jenis rumput, mati. Yang menjadi bercak bercak hijau di sana sini adalah
kerokot, sajian alam bagi berbagai jenis belalang dan jengkerik. Tumbuhan jenis
kaktus ini justru hanya muncul di sawah sewaktu kemarau berjaya.
Di bagian lain, seekor
burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai batu
lepas dari ketapel sambil menjerit sejadi jadinya. Di belakangnya, seekor alap
alap mengejar dengan kecepatan berlebih. Udara yang ditempuh kedua binatang ini
membuat suara desau. Jerit pipit kecil itu terdengar ketika paruh alap alap
menggigit kepalanya. Bulu bulu halus beterbangan. Pembunuhan terjadi di udara
yang lengang di atas Dukuh Paruk.
Ronggeng Dukuh Paruk,
halaman 5-6
Jawablah pertanyaan
pertanyaan beikut ini!
1.Bila kamu hubungkan
dengan hakikat penulisan karya sastra, unsur sastra apa yang sangat mencolok ?
2.Apa maksud pengarang menonjolkan unsur karya sastra tersebut?
3Masalah apakah yang diungkapkan pengarang melalui
deskripsi di atas?
Pengembangan tugas:
Bacalah/carilah Cerpen
Robohnya Surau Kami – karya Ali Akbar Navis, buatlah ulasan atau kritik
sederhana terhadap karya sastra itu dari berbagai sudut pandang.
Teks revisi- sabtu 12 November 2016
Memahami makna, homonim, dan keterpaduan paragraf
Memahami makna, homonim,
kepaduanparagraf
Memahami makna kata
Menentukan makna kata
Untuk mengetahui
kemampuanmu memahami makna kata, tentukanlah makna kata kata-kata di sebelih
kiri berdasarkan makna yang ada di sebelah kanan. Makna di sebelah kanan hanya
boleh digunakan satu kali.
1
|
kontribusi
|
penguasaan oleh pihak
yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah
|
2
|
restrukturisasi
|
paham golongan
nasionalisme ekstrim kanan yang menganjurkan pemerintahan otoriter
|
3
|
relevan
|
ukuran yang menjadi dasar
penilaian atau penetapan sesuatu
|
4
|
dominasi
|
uang iuran, sumbangan
|
5
|
fasisme
|
kait-mengait,
bersangkut-paut
|
6
|
kriteria
|
kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dapat dikembangkan
|
7
|
potensi
|
perbuatan sebagai sebab
mendapat nama baik
|
8
|
reputasi
|
penataan kembali, peragaan
kembali
|
Menggunakan kata
Gunakanlah pasangan kat
berikut ini dalam kalimat sehingga tampak perbedaan maknanya.
a)
sanksi – sangsi
b)
mengubah – menggubah
c)
mengorbarkan – mengibarkan
d)
dilaksanakan – diselenggarakan
e)
peranan – posisi
Menata kalimat
paragraf
Perbaikilah susunan
paragraf menjadi paragraf yang padu.
Dulu Uni Sovyet menjadi
anggota tetap, juga bersama Cina dengan kebijasanaan yang amat jelas membawakan
kepentingan komunisme internasional.
Restrukturisasi itu
sebenarnya bertolak dari pemikiran bahwa komposisi Dewan Keamanan sejak tahun
1945 yang terdiri atas lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap sudah
kurang relevan dengan perkembangan dunia.
Indonesia berpeluang baik
memberikan kontribusi pad keamanan dan perdamaian internasional setelah menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB selama dua tahun, mulai 1 Januari 1995.
Kini posisi Uni sovyet
digantikan oleh Rusia, negara baru yang masih setengah komunis, tetapi jelas
mewakili kepentingan Barat pula.
Kontribusi itu pada
prinsipnya merupakan usulan pemikiran untuk mengubah struktur DK PBB yang kini
ramai diperbincangkan.
Tiga dari anggota tetap
sangat mencerminkan kepentingan Barat yang di masa perang dingin tak mau kalah
bersaing dengan Timur.
Berlatih merencanakan membuat laporan peristiwa
Laporan
Berlatih merencanakan membuat laporan peristiwa
Pengantar:
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada waktu yang lalu membahas
laporan yang di dalamnya diuraikan mengenai 1)definisi dan 2)deskripsi.
Definisi berupaya menjelaskan objeknya, sedangkan deskripsi memberikan
penjelasan lebih luas. Pada definisi
kita bisa membalik seperti sebuah rumus
3=2+1, tetapi dalam deskripsi hal itu tidak bisa kita lakukan, karena deskripsi
merupakan keterangan atau penjelasan secara umum.
Perhatikan,! (1)Harimau adalah binatang pemangsa dan pemakan
daging. (2)Harimau adalah binatang buas yang hidup di hutan, yang memangsa
binatang lainnya, hidup bergerombol
dengan komunitasnya.Bisa membedakan manakah yang definisi dan manakah deskripsi?
Cobalah sekarang! Ketika kereta melintas, di palang pintu
tertutup di jalan biasanya berkumpul mobil, sepeda motor dan alat transportasi
darat yang lain berhenti menunggu lewatnya kereta tersebut. Orang yang ada di sana merupakan kumpulan.
Anda berada di kantin, duduk bersamaan dengan teman yang lain yang sedang
makan. Anda di kelas berkumpul mengerjakan
tugas secara bersama, di sana anda berkumpul dengan teman satu kelas.
Pada peristiwa itu ada himpunan orang orang. Bisakan anda mendefinisikan perbedaan
kata 1)kumpulan 2)kelompok 3)gerombolan
4)persatuan
Arahan kegiatan
Pada kegiatan Smanda Ekspo
yang lalu anda menyaksikan peristiwa peristiwa. Mulai dengan peresmian
acara, kegiatan lomba, tampilan atraksi. Apa yang anda lihat itu bisakan
didekskripsikan berupa laporan?
Laporan adalah tulisan berupa hasil yang dilihat atau
dilakukan pada kegiatan tertentu. Di dalam laporan tidak hanya peristiwanya
yang ditulis, melainkan rincian peristiwa dan hal yang unik atau istimewa di
dalamnya. Laporan yang bisa kita tulis
di antaranya: laporan kerja di laboratorium, laporan kunjungan, laporan
pengumpulan informasi (bertanya jawab dengan seseorang) Manakah yang pernah
anda lakukan?
Sebelum melakukan penulisan laporan, kita bisa merencanakan
kegiatan, apa kegiatannya, siapa sasarannya, apa saja yang diperlukan untuk
menyelesaikan laporan itu. Rencana tulisan itu disebut kerangka tulisan atau draf. Dengan rencana
itu memudahkan kita untuk menyusun pertanyaan untuk menggali informasi.
Cobalah anda melakukan perencanaan untuk mengorek pendapat
atau ide seseorang untuk menyelesaikan sebuah masalah. Misalnya, sekolah kita
ada kantin, banyak yang makan yang dikemas hingga menimbulkan sampah. Bagaimana
anda merencanakan laporan, siapa yang ditanya, apa pertanyaannya, apa saja
problem adanya sampah ini. Berkaitan dengan pelajaran apa yang berbicara
tentang sampah ini. Buatlah dan tulislah pertanyaan-pertanyaan itu. (bisa juga
mengamati gambar yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya padanya
penduduk, fasiitas mandi-cuci-kakus yang
tidak memadai, kerawanan banjir dan sebagainya)
Selamat mengerjakan!
Kelas X IPA 1, X IPA2
Langganan:
Postingan (Atom)