Jumat, 20 Oktober 2023

SUAMI ISTRI JANGAN TAMAK

 SUAMI ISTRI HARUS BERSIKAP QANAAH, JANGAN TAMAK

Oleh: Ustadzah Dr. Aan Rohanah, Lc.,  M.Ag.


Seorang istri saat diberi nafkah oleh suami harus bersikap qanaah yaitu merasa cukup atas nikmat yang diberi oleh Allah. Ia harus merasa nafkah tersebut sudah cukup, sebab pada dasarnya ia sudah dilimpahkan nikmat berkecukupan saat ia bisa tinggal di rumah dengan aman, berbadan sehat dan sehari-harinya ada makanan yang ia bisa konsumsi. 

Begitupun suami bersikap qanaah atas pelayanan dari istri yang shalihah, sehingga mereka masing-masing tidak menuntut lebih dari kemampuan pasangannya.

Suami dan istri akan merasa beruntung dan bahagia jika memiliki pasangan yang shalih/shalihah dan bersikap qanaah, sehingga tidak bersikap tamak dan  tidak berambisi untuk melakukan hal-hal yang terlarang. Karena dengan sikap qanaah itu,  suami dan istri bisa menerima apapun ketetapan Allah  dengan lapang dada, syukur dan gembira. Rasulullah bersabda : 

”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah ).

Suami dan istri yang bersikap qanaah di tengah banyak keterbatasan akan tetap merasa tenang, tidak galau dan tidak setres. Karena mereka yakin akan ada keberuntungan dan keberkahan yang diberi oleh Allah dibalik keterbatasan tersebut. Rasulullah bersabda : 

“Sungguh beruntung orang yang berislam, memperoleh kecukupan rezeki dan dianugerahi sifat qana’ah atas segala pemberian” (Hasan. HR. Tirmidzi).


Jadi sebetulnya sumber kecukupan itu bukan seberapa besar bilangannya tapi seberapa kuat iman dan Islam  yang ada di dalam jiwanya. Rasulullah bersabda : 


 ”Kaya itu  bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah ). 

Karena itu, setiap suami istri yang bersikap qanaah bisa saling membahagiakan pasangan, sehingga mereka selalu bersikap ridha atas ketetapan Allah dan yakin bahwa ketetapan Allah itulah yang terbaik bagi mereka dan keluarganya.


Suami istri yang bersikap qanaah akan bisa menjaga kepribadiannya yang suci, mampu menjaga lisannya dan bersikap santun kepada pasangannya. Karena itu, mereka akan sering berdoa sebagaimana doa Rasulullah SAW :

"Ya Allah, aku minta kepada-Mu petunjuk, takwa, kesucian diri dan kecukupan" ( HR. Muslim ).





Senin, 09 Oktober 2023

Malam Sekaten


 

Malam Sekaten

cerita pendek karya Hamka

1

Gung telah berbunyi bertalu talu di halman Mesjid Agung. Manusia telah berduyun duyun keluar dari rumahnya masing masing, bagai anai anai bubus, berkumpul ke alun alun.

Perayaan Sekaten itu tidak dapat lagi dipisahkan dari adat istiadat penduduk Solo dan Yogya, terambil dari kalimat Syahadatain, yaitu dua kalimat Syahadat. Perayaan itu berasal dari zaman dahulu, pada masa wali wali menyiarkan agama Islam di tanah Jawa. Diadakannya Sekaten untuk mendengarkan pengakuan orang orang yang baru pindah dari agama Hindu Majapahit kepada agama baru, agama Islam yang mulai tertegak di dalam kerajaan Demak terus ke Mataram

2

Malam Sekaten itu bertepatan dengan maulud Nabi Muhammad saw. Waktu itulah Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Yogyakarta keluar dari dalam keraton menuju ke Mesjid Agung, hendak mendengarkan para kiai yang dikepalai oleh kepala penghulu istana membaca kisah Maulud Nabi dengan nyanyian merdu, percampuran kesenian Arab, Hindu, dan Jawa. Bila Baginda telah masuk, maka berbunyilah meriam, alamat Sekaten telah dimulai. Di belakang Baginda berjalan prajurit prajurit istana dengan pakaian yang indah indah; berbaris dengan tertibnya. Ada yang memikul tombak, ada yang membawa payung kebesaran dan bendera yang aneka warna. Di dekat Baginda kelihatan prajurit pilihan, yaitu prajurit Daengan ban Bugisan, turunan serdadu serdadu Mengkasar dan Bugis yang telah jadi penjaga istana lebih dari seratus tahun lamanya, sampai kepada anak cucunya.

-bersambung-