Kamis, 29 Agustus 2024

Dampak Marah

 Marah


Yang pernah punya anak kecil usia TK atau SD pasti pernah mengalami anaknya marah atau ngambek tidak mau berangkat sekolah. Anak anak ngambek tidak mau masuk sekolah, bukan karena tidak suka sekolah. Mereka senang bisa bersekolah karena mereka bisa bermain dengan banyak teman. Mereka ngambek karena marah dengan kondisi yang tidak menyenangkan. Suatu kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Anak anak adalah sosok yang senang dipuji,diperhatikan dan diapresiasi. Maka ketika di sekolah nya mendapat perundungan, yangkeras dan terus menerus maka mereka akan marah. Dan ketika mereka tidak mampu melawan para perundungnya, maka mereka melampiaskan kemarahannya di rumah diantaranya dengan ngambek atau mengancam tidak mau sekolah.

Marah biasanya  disebabkan karena sesuatu hal yang tidak diinginkan, kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, merasa tersakiti, merasa dipojokkan, merasa diremehkan atau merasa direndahkan, merasa dikecewakan, dan frustasi karena pupusnya harapan. 

Di sini saya sengaja mengulang kata "merasa" karena kondisi yang dihadapi belum tentu kondisi yang sebenarnya, tetapi boleh jadi hanya perasaannya.

Marah juga adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu untuk menghentikan perilaku mengancam mereka. Para Psikolog menunjukkan bahwa orang yang marah sangat mungkin melakukan kesalahan karena kemarahan menyebabkan kehilangan kemampuan pengendalian diri dan penilaian objektif mereka. 

Oleh karena itu para orang dewasa, khususnya orang tua, tidak seharusnya ikut ikutan gupek, marah dan ngambek bila anak-anaknya ngambek. Karena orang dewasa biasanya lebih mampu berpikir secara rasional, hati hati dan tidak emosional seperti anak-anak. Seseorang disebut dewasa karena mampu bertanggung jawab dan mampu menanggung beban. Sewajarnya tidak baperan dan terburu buru dalam menyimpulkan apalagi memutuskan. 

Dalam kitab Ihya' Ulumuddin, disebabkan bahwa marah adalah sekam yang tersimpan dalam hati, seperti terselipnya bara di balik abu. Hal ini menunjukkan bahwa marah adalah emosi negatif yang dapat mempengaruhi psikologis dan interaksi sosial seseorang. 

Rasulullah Saw dengan tegas menyeru agar setiap muslim mampu menahan amarahnya, dengan keyakinan bahwa di balik pengendalian diri tersebut tersimpan janji surga dari Allah SWT. Sebagaimana sabdanya: “Janganlah kamu marah, maka bagimu Surga (akan masuk Surga).” (HR Ath-Thabrani).

Namun begitu bukan berarti beliau tidak pernah marah, beliau akan marah bila orang melecehkan agamanya atau berlaku melanggar hukum. Seperti yang terjadi saat para elit bangsawan Mekah hendak melakukan loby keringanan hukuman melalui cucu angkat beliau, Usamah bin Zaid bin Haritsah. Seperti dituturkan oleh bunda Aisyah ra:  "...Setelah itu, Usamah  menyampaikan keinginan keluarga tersebut dan Rasulullah Saw mendengarakan permintaan itu, Rasulullah pun terlihat marah, lalu berkata, “Apakah kau meminta keringanan atas hukum yang ditetapkan Allah?” 

Kemudian, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan kaum muslimin hingga sampai pada sabdanya: “Sesungguhnya yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah jika ada orang terhormat dan mulia di antara mereka mencuri, mereka tidak menghukumnya. Sebaliknya jika orang rendahan yang mencuri, mereka tegakkan hukuman terhadapnya. Demi Allah, bahkan seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya!”. 

Memutuskan sesuatu dalam kondisi marah, baper atau bucin sangat tidak dianjurkan. Karena berpotensi tidak obyektif dan sering kontra produktif. Jangan grusa grusu seperti anak kecil. Tunggu situasi tenang dan jelas, sebagaimana syair lagu dewasa, Ikan di dalam kolam:


Bila ingin melihat ikan di dalam kolam 

Tenangkan dulu airnya sebening kaca

Bila mata tertuju pada gadis pendiam

Caranya tak sama menggoda dara lincah...


Kadang badai yang menerjang membuat situasi menjadi kabur tidak jelas. Tetapi badai bisa menunjukkan siapa kawan yang sebenarnya, siapa pendukung yang bisa diandalkan dan siapa yang hanya sekedar "kertas".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar