Selasa, 13 Agustus 2024

Tidak Ragu dengan Langkah PKS - Agustus 2024

 Nasihat untuk diri dan saudaraku anggota PKS

-catatan: dokumen agus ahmad hidayat- dari tulisan IronMan-Malawi

Agak lama saya tidak menulis lagi tentang PKS, Alhamdulillah bisa menyapa saudara saudara saya anggota PKS melalui tulisan kali ini.


Ada anggota UPA yang bertanya melalui WA ke saya "Ustad, bagaimana sikap kita jika seandainya PKS tidak jadi mencalonkan Pak ARB sebagai Gubernur Jakarta?" Pertanyaan yang saat ini sedang viral di media sosial dan di tengah masyarakat Indonesia. Saya katakan "Ya ndak papa, keputusan politik itu bagian dari strategi dan cara dalam berdakwah pada lingkup pemerintahan dan negara. Dan itu perkara yang mutaghayyirat (perkara yang boleh berubah seiring dengan tuntutan dakwah). Bukan perkara yang Tsawabit (perkara yang tidak boleh berubah dalam dakwah). Karenanya lebih jauh terkait dengan dinamika politik saat ini, khususnya terkait Pilkada Jakarta, saya menyampaikan nasihat kepada antum semua para anggota PKS, khususnya adalah anggota UPA yang saya bina dan saya bimbing.


*Pertama,* Tujuan akhir kita melakukan amal dakwah termasuk dalam aspek politik ini adalah untuk mendapatkan keridha an dan kasih sayang Alloh SWT bukan yang lain. Jangan sampai tujuan itu hilang dan berganti dengan kemurkaan Alloh SWT karena prasangka prasangka buruk kita kepada qiyadah dan saudara saudara kita yang lain. Karena ketidak tauan kita atas apa yang sedang terjadi dan sedang dilakukan oleh para qiyadah kita untuk membesarkan kontribusi dakwah kita pada bangsa dan negara ini, yang dengan ringan lisan dan mulut ini berkata mengikuti nafsu dan amarah kita "ternyata PKS sama saja dan seterusnya". Saya katakan jangan. *Biasa saja.*


*Kedua,* kita sudah masuk dalam rumah yang tepat. Kita mendapatkan banyak kebaikan, keberkahan dan kemuliaan dalam hidup kita bersama dengan jamaah ini, bersama Partai ini melalui halaqoh halaqohnya, pembinaan pembinaannya bukan hanya untuk diri kita tapi juga untuk keluarga kita. Kita perlahan menjadi pribadi pribadi muslim yang semakin baik, aqidah, ibadah, akhlak, nasionalisme, profesionalisme dana kepedulian kita akan sesama terpupuk bersama Partai ini. Alloh SWT memberikan banyak sekali nikmat melalui wasilah Partai ini. Apa iya kita akan dikalahkan dengan bisikan syaiton dan hawa nafsu kita kemudian akan kita tinggalkan keberkahan ini. Hanya gegara keputusan politik yang mutaghayyirat itu. *Biasa saja.*


*Ketiga,* jika kita memahami bahwa bergabung sebagai anggota PKS ini sebagai sebuah cara kita menjadi pejuang kebaikan, maka perjuangan itu menuntut disiplin diri, menuntut ketaatan kepada pimpinan baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Dalam kondisi senang ataupun terpaksa. Dan ini adalag kenikmatan yang lain. Percayalah keputusan qiyadah qiyadah kita yang tentunya lebih baik dalam ruhiyah, aqidah, ibadah mereka, secara berjamaah insya Alloh akan lebih baik dibandingkan dengan keputusan diri kita yang solat tahajud juga masih jarang jarang, tilawah alquran juga masih malas malasan. Inilah keberkahan berjamaah, yang ketaatan itu akan menjadi ujiam dalam keberkahaan didalamnya. Karenanya terhadap keputusan qiyadah dalam aspek tatacara dakwah politik apapun, *biasa saja.*


*Keempat,* Kalau menurut pendapat pribadi saya, pribadi ya. Dan ya mestinya sah sah saja to menyampaikan pandangan pribadi terkait dengan situasi politik saat ini khususnya hubungan antara PKS dan Pak ARB. Bisa jadi memang Pak ARB tidak menghendaki bergabung ke PKS karena takut di cap sebagai Politikus dengan identitas ke Islaman yang kental. Atau bisa jadi memang ada sebuah konspirasi besar agar jangan sampai PKS menjadi Wakil Gubernur Jakarta. Jangan sampai PKS mendapat kesempatan memimpin Jakarta atau Indonesia. Saya pribadi dalam aspek keputusan politik para pemimpin PKS ini baru akan mempertanyakan benar atau salahnya keputusan politik itu adalah ketika PKS itu sudah meniliki kursi lebih dari 20 persen dan kemudian keputusan politiknya "aneh". Baru akan saya tanyakan "bener pora ini keputusan pimpinan PKS". Tapi kalau suara saja belum ada 10 persen, sumberdana dan sumberdaya media juga ndak ada, tantangan dan tekanan politiknya kita tidak pernah tau diatas sana, maka berhusnudzon terhadap keputusan pemimpin jamaah ini insya Alloh tetap menjadi pilihan terbaik bagi kita. *Biasa saja.*


*Kelima,* Perkara yang kita bahas ini kan perkara "seandainya" to, belum terjadi. Bisa jadi suatu saat PJS dan Pak ARB akan bekerja sama dalam pemilu, pilpres atau pilkada karena Pak ARB bergabung dengan PKS atau Partai yang lain sehingga koalisinya akan menjadi lebih dari 20 persen. Bisa jadi kan, kalaupun tidak di tahun 2024 bisa jadi di tahun 2029 dan seterusnya. Namanya juga keputusan politik. Kita berhusnudzon saja keputusan PKS dan Pak ARB adalah yang terbaik nantinya untuk bangsa dan negara ini. *Biasa saja.*


"Terus apa yang harus kita lakukan Ustad?" Kita teruskan kebiasaan kita untuk berjuang bersama PKS ini karena satu satunya cara perjuangan dalam aspek politik di Indonesia saat ini yang paling efektif bagi kita selaku warga negara adalah melalui partai politik. Dan insya Alloh ini amal solih. Kita maksimalkan perjuangan kita untuk kebaikan bangsa dan negara kita.


Kepada saudara saudara saya yang kurang atau tidak sependapat dengan tulisan saya, saya sampaikan mari kita kedepa kan husnudzon di hati hati kita, di pikiran pikiran kita dan dalam amal amal kita. Apapun ketetapan Alloh SWT nantinya terkait dengan PKS dan Pak ARB insya Alloh sama sama untuk kebaikan Bangsa dan Negara kita. 


Semoga Alloh SWT senantiasa mengampuni kita dan memberikan keberkahan dalam setiap amal kita.


Saya mencintai antum semua karena Alloh SWT


Melawi, Kalbar,12 agustus 2024,ironman-pks 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar