Rabu, 28 Februari 2024

Waspada terhadap Jebakan


Belajar dari Bunda Zainab al Ghazali

Pengantar

Zainab al Ghazali  adalah wanita yang tinggal di Mesir. Dia aktivis dakwah, yang menjelaskan keagungan Islam berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw. Tahun 1936 M (1357H) dibentuk organisasi wanita muslimat yang berkiprah dalam dakwah ilallah, beliau aktif di dalamnya.  Pada tahun- tahun itu banyak organisasi dakwah yang peduli terhadap perkembangan kenegaraan di negeri Mesir yang dipimpin oleh Gamal Abdul Naser. Pengaruh sekuler, atheism pun berpeluang merusak pemerintahan Mesir. Mereka yang peduli menjaga kemurnian dakwah giat untuk membentengi kerusakan ini, turun kemasyarakat; memberitahu, menyadarkan, dan mengajak untuk kembali ke jalan Allah dan Rasul. Rupanya sikap ini direspon oleh pemerintahan Mesir kala itu sebagai tindakan yang membahayakan negara. Maka orang-orang ini - walaupun warga negara Mesir- dianggap musuh, ditangkap dan dipenjarakan. Penangkapan dilakukan dengan dalih yang dibuat-buat, alasan yang dituduhkan diantaranya - "membunuh presiden Gamal Abdul Naser". Para lelaki yang ditangkap pemerintah Mesir dan dipenjarakannya, meninggalkan keluarganya untuk beberapa hari, beberapa bulan, atau untuk wakktu yang tidak tentu. Anak mereka, isteri mereka "terlantar" kesulitan makan dan lemah dalam  kehidupan sosial. Maka Bunda Zainab al Ghazali tampil memberikan perhatian kepada keluarga - yang ayah atau bagian keluarganya- dipenjarakan oleh pemerintah Mesir.  Melalui organisasi "wanita muslimat" yang didirikannya, beliau melaksanakan 'kepeduliannya' itu. Rupanya aktivitas ini dibaca oleh pemerintah, dan kemudian melakukan pengamatan, pendekatan, pembujukan, bahkan intimidasi kepada Bunda Zainab al-Ghazali.

Perjuangan beliau patut dicontoh, bagaimana kesabaran, kekokohan, ketelitian, kecerdasaan berargumentasi, kepiawaian menyampaikan gagasan melalui media tulis dan lisan sehingga bisa diterima (disegani) oleh semua pihak - termasuk oleh orang yang menentangnya.

Allah swt memanjangkan umur Bunda Zainab al-Ghazali yang bersejarah dalam dakwah ini dan ada hikmah di dalamnya, berhikmah - bisa (berkesempatan) memberikan nasihat  kepada wanita Indonesia yang berkunjung ke sana yakni Ibu Yoyoh Yusroh – Semoga Allah memulyakan dan mengampuni kedua sosok ini- 

A.Bagian awal buku yang ditulis Bunda Zainab al Ghazali

Pada kata pengantar buku beliau menyatakan, saya tidak ingin menulis kisah yang saya alami dalam perjalanan dakwah ini. Bukan karena kisah pilu, kesedihan, kepedihan, kengerikan yang menakutkan sebagai manusia. Namun jika tidak saya kisahkan, maka generasi yang akan datang akan lemah, mudah goyah, dan mudah putus asa. Beliau menulis sebagai berikut: "Semula saya agak ragu menyusun buku ini. Namun karena dorongan anak dan sahabat seperjuangan saya dalam ide dan dakwah, maka saya merasa berkewajiban untuk dapat menyelesaikan penyusunan buku ini. Agaknya memang perlu dicatat  saat- saat dakwah Islam dihadang oleh kekuatan kafir dan batil, baik di Timur maupun di Barat, yang berusaha keras untuk menumpas kebenaran.(halaman7).

B.Landasan Qur’ani

surat Al An'am 153

Dan -yang kami perintahkan ini- adalah jalanKu yang lurus. Maka ikutilah Dia. dan janganlah kamu mengikuti jalan jalan - yang lain. Karena jalan-jalan itu menceri-beraikan kamu dari jalannya, yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

surat at Taubah 111

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.

C.Kisah-kisah beberapa petikan

Kisah1 dibenci Abden Naser - sang presiden

Tahun 1964 bulan Februari: dalam perjalanan pulang ke rumah  mobil yang ditumpangi Bunda Zainab al Ghazali ditabrak oleh mobil lain. Hingga beliau dirawat di rumah sakit, sopirnya dalam keadaan koma. Beliau dirawat dan dipindahkan di rumah sakit karena tulang kakinya patah dan harus dioperasi.

Peristiwa kecelakaan ini- beberapa saat kemudian baru diketahui bahwa ini upaya pembunuhan terhadap beliau. Termuat pada halaman 12 " ...Saya memperoleh keterangan bahwa apa yang terjadi pada diri saya itu sebenarnya  telah direncanakan oleh  intel Gamal Abden Naser untuk membunuh saya "

 Kisah 2 Abden Naser tidak suka nama Zainab disebut

Saat beliau di rawat di rumah sakit, ada beberapa pemuda yang ingin menemui beliau. Ternyata tamu itu-dicegah menemuinya. Bunda Zainab protes, kenapa dilarang, dia kan hanya minta tanda tangan surat organisasi yang dipimpinnya. Suami dan dokter pun menyembunyikan informasi luar, agar dia tidak mengetahui apa yang terjadi. Mungkin maksudnya agar tidak menambah beban pikirannya. Namun akhirnya beliau mengetahui, bahwa pemuda itu datang membawa "surat pembubaran organisasi" yang dipimpin Bunda Zainab.  Hingga beliau menyikapi bahwa tidak ada hak pemerintah membubarkan organisasi wanita muslimat.

Kutipan halaman 13: Berkas surat yang ada di tangan sekretaris itu yang akhirnya diserahkan juga ke tangan saya, tidak lain adalah surat keputusan tentang pembubaran jamaah muslimat. "Tentu hal ini bagi hajjah merupakan suatu pukulan berat”. seketika saya menjawab, “Alhamdulillah, namun pemerintah tidak punya hak untuk membubarkan jamaah, karena itu merupakan jamaah Islami. “Namun Abden Naser tetap pada keputusannya.” “ Secara pribadi ia membenci anda, hajjah.” “ Ia tidak suka mendengar nama anda disebut orang. “ “Kalau ada orang yang menyebut nama anda di hadapanya, ia marah marah dan menghentikan pertemuan.”  "Syukurlah kalau ia takut pada saya dan membenci saya. Saya pun membencinya karena Allah. Kejahatannya itu tidak  akan mengurangi kegigihan kami dalam berdakwah. Kami pasti menang dengan perkenan-Nya. Kami pun sedia mati syahid demi dakwah kami.

kisah 3 permintaan menandatangi surat pernyataan

Tamu yang hadir menemui beliau saat perawatan beragam. Ada yang datang dan bercerita bahwa ada hal yang bahaya dan mendesak. Tidak sekedar pembubaran organisasi yang dipimpin Bunda Zainab. Namun - kata tamu - pemerintah punya rekaman pidato dan arsip tulisan di media yang disampaikan Bunda Zainab.  Setelah lama berbincang, tamu itu permisi sambil berbisik, "Bunda tidak perlu resah, jika Bunda mau menandatangani surat yang saya bawa ini."

Surat apa yang disodorkan?  Halaman 13-Setelah saya minta surat itu untuk diperlihatkan kepada saya, ternyata isinya adalah naskah pernyataan penggabungan organisasi Jamaah Muslimat ke dalam Persatuan Front Sosialis.

“Demi Allah,” saya berkomentar, “hal ini tidak mungkin. Allah akan melumpuhkan tangan saya kalau sampai saya tandatangani pernyataan yang tidak bertanggung jawab ini.” “ Ini akan berarti saya telah mengakui pemerintah tirani Gamal Abden Naser yang telah membunuh Abdul Qadir Audah dan rekan-rekannya. Sesungguhnya, orang yang telah membantai kaum muslimin adalah musuh Allah dan musuh kaum Muslimin. Biarlah dia bubarkan Jamaah Muslimat, karena buat kita ini jalan yang paling terhormat.”

Lalu - tamu itu mencium kepala saya sambil bertanya, “Apakah ibu yakin saya ini anak ibu?”  “Mengapa tidak?”  “Kalau demikian biarkanlah hal itu berlalu.” “ya, saya akan biarkan hal itu berlalu. dan saya pun tidak akan menandatangani surat itu. Surat itu menandakan kesetiaan kepada tirani. Mustahil untuk saya lakukan.”  “.. dan Allah akan perbuat apa yang dikehendakiNya untuk hamba-hambaNya.”

Tidak lama setelah peristiwa itu saya keluar dari rumah sakit, dan masih harus berobat jalan.

kisah 4 menerima telepon tes uji kesetiaan kepada pemerintah

Sekretaris organisasi yang dipimpinnya, tiap hari berkunjung kerumah untuk menyampaikan surat surat. Satu diantara surat yang diterimanya, via Pos, isinya kartu anggota Fron kesatuan sosialis. Padahal - beliau menolak untuk jadi anggota organisasi ini. 

Pada suatu hari, beliau menerima telepon, setelah ucapan salam dan berbicara sekedarnya, lalu suara dari seberang  mengajak untuk hadir menyambut kedatangan presiden Abden Naser. Kalaupun Bunda Zainab memerlukan kendaraan, akan disediakan.

Beberapa hari berikutnya, menerima telepon yang menanyakan mengapa tidak hadir pada acara penjemputan presiden Abden Naser,  halaman 15: Dua tiga hari kemudian datang pula telpon dari Kantor Front Persatuan Sosialis Arab. Yang bicara seorang wanita, menanyakan alasan ketidakhadiran kami di Lapangan Terbang. Bunda Zainab menyampaikan alasan ketidakhadirannya, dengan argumentasinya, responnya, 

“Omongan apa ini, ibu Zainab?” “ Nampaknya ibu tidak suka bekerjasama dengan kami.”  “kalau begitu ibu tidak berpartisipasi dengan kami.”

Maka pembicaraan pun terputuslah. Saya tetap tidak memenuhi undangannya itu.

Seminggu setelah pembicaraan telepon, sekretaris memperlihatkan surat tanggal 15 September 1964 Keputusan Departemen Nomor 132 tanggal 6 september tentang Pembubaran Jamaah Muslimat. Halaman 17: Sebenarnya Jamaah Muslimat dibentuk pada tahun 1357H=1936M adalah untuk menyebarkan dakwa Islam dan berjuang untuk mewujudkan suatu umat Islam yang mampu mengembalikan keagungan dan kedaulatan Islam. Semua itu dilaksanakan semata-mata karena Allah dan senantiasa demi Allah. Karena itu tidak hak bagi pemerintahan sekuler untuk bertindak sebagai wali Umat Islam.

Tulisan itu untuk mengambil hikmah, ditulis ulang dengan susunan yang berbeda dari buku aslinya.

D.Refleksi

Cukup sabarkah kita di jalan dakwah, masih bertahankah dijalan dakwah, bagaimana berhadapan dengan bujuk rayu, intimidasi, ancaman pembunuhan, sensitifkah dengan nasib-derita saudara sesama dalam dakwah, bagaimana upaya menjaga keikhlasan dalam amal-amal kita.

Ditulis ulang – kotabumi-lampung utara – 29 Februari 2024 – agus ahmad hidayat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar