Senin, 19 Februari 2024

Instrospeksi Akhir Tahun

 Instrospeksi Akhir Tahun 

Hari ini kita ada di penghujung tahun 2023, dalam hitungan jam kita akan memasuki tahun baru, tahun 2024.

Apa yang harus kita lakukan saat kita memasuki pergantian masa atau waktu?

Baik pergantian hari, bula, tahun atau bahkan pergantian periode kepemimpinan.

Dalam hal ini Umar bin Khatab mengatakan: “Hasibu anfusakum qabla antuhasabu”,  artinya 

hitunglah dirimu sebelum kelak kamu diperhitungkan.

Dihitung oleh siapa?

Boleh jadi akan dihitung oleh orang lain atau oleh Allah nanti di yaumil hisab.

Ini artinya agar kita, dalam setiap pergantian waktu dan periode, melakukan evaluasi dan instrospeksi.

Apa yang di instrospeksi dan di evalusi?

Yang utama adalah instrospeksi sejauh mana kita masih berada di jalan fitrah, di jalan yang telah Allah tetapkan sejak Allah menciptakan manusia dan alam sekitarnya.

Sesungguhnya, ketika Allah menciptakan kita (manusia) dan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan kita, maka Allah juga membuat aturan atau petunjuk penggunaannya, dengan maksud agar manusia tidak tersesat dan melampaui batas. Sebagaimana nabi berwasiat saat haji wada, bahwa selama kita mengikuti kitabullah dan Sunnah nabi, maka kita tidak akan tersesat selama lamanya.

Karenanya tidak akan mungkin ada pertentangan atau ketidak sesuaian antara petunjuk Allah yang berupa agama Islam dengan kebutuhan atau hajat hidup manusia dan fungsi alam semesta untuk manusia.

Allah berfirman: 

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّینِ حَنِیفࣰاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِی فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَیۡهَاۚ لَا تَبۡدِیلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلدِّینُ ٱلۡقَیِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یَعۡلَمُونَ }

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (Islam). (pilihlah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Ar Rum: 30)

Fitrah artinya adalah, kondisi awal penciptaan. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah Saw bersabda: 

Kullu mauludin yuladu alal-fithrati, fa-abawahu yuhawwidaanihi aw yunasshiraanihi aw yumajjisaanihi.

"Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR. Bukhari)

Jadi ketika kita merayakan hari raya idul Fitri sesungguhnya kita  sedang bersyukur karena setelah berpuasa selama sebulan Ramadhan dan melakukan berbagai amal shaleh, kita kembali kepada fitrah, kembali kepada sebagaimana kita diciptakan atau dilahirkan. Yaitu kondisi tanpa dosa, karena Allah telah menghapus dosa dosa kita saat kita berpuasa dan beramal shaleh di bulan Ramadhan.

Jadi, ketika kemudia seorang anak berubah menjadi beragama selain Islam, itu karena orang tuanya atau lingkungannya yang menjadi penyebabnya. Atau tetap beragama Islam tetapi mblenyon dan meninggalkan apa yang diajarkan Islam, itu artinya sama dengan meninggalkan fitrah. Menyimpang dari petunjuk Allah. Naik karena kebodohannya maupun kesombongannya.

Karena kesombongannya, manusia sering membuat aturan dan standar sendiri dengan berdasarkan kesenangan hawa nafsunya dan memandang apa yang sudah Allah ciptakan, tidak up to date. Sudah ketinggalan jaman.

Maka saat kita beralih dari aturan Allah dengan aturan yang kita buat sendiri, maka sesungguhnya saat itulah kita sedang menukar nikmat Allah dengan kesesatan, karena kesombongan kita. Sombong karena kita merasa kita lebih tahu kondisi saat ini daripada Allah Sang Maha Pencipta.

Sebagaimana firman Allah:

{ ذَ ٰ⁠لِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ لَمۡ یَكُ مُغَیِّرࣰا نِّعۡمَةً أَنۡعَمَهَا عَلَىٰ قَوۡمٍ حَتَّىٰ یُغَیِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِیعٌ عَلِیمࣱ }

"Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (Al Anfal: 53)

Menjelang akhir tahun ini, kita perlu instrospeksi dan evaluasi, apakah kita masih ada dijalan Allah ataukah kita sudah menyimpang dari jalan yang benar, yang Allah tetapkan. Sehingga karena penyimpangan yang kita lakukan, kita mengalami kesulitan dan kesusahan.

Kita sendirilah yang tahu, apakah hidup kita sekarang ini terasa lebih baik atau lebih berat dibanding tahun tahun sebelumnya. Lebih damai atau lebih kemrungsung.

Apakah daya beli kita misalnya, semakin meningkat atau menurun? Kalau kemampuan kita membeli semakin menurun boleh jadi hidup kita semakin susah.

Bila kita sekarang merasa semakin susah, maka berarti ada sesuatu yang salah dalam apa yang kita lakukan. Oleh karena itu kita harus melakukan perubahan agar hidup kita menjadi lebih baik.

Karena Allah berfirman dalam Ar Ra'du: 11: 

"...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” 

Kalau kita menginginkan kehidupan yang lebih baik, maka kita harus melakukan perubahan.

Jangan kita ngotot melanjutkan kesalahan kesalahan kita dimasa lalu yang telah terbukti menyengsarakan.

Semoga Allah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita akal sehat sehingga kita mampu melakukan evaluasi dan instrospeksi dan akhirnya secara memilih untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik pada tahun 2024.

Wallahua'lam bi shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar