Kamis, 20 Agustus 2015

Memilah Frasa Verba dan Nomina menggunakan data teks puisi

Membaca dan memaknai maksud Puisi Gerilya karya WS Rendra

GERILYA

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki terguling di jalan

Angin tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana

tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki terguling di jalan

Dengan tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya

gadis berjalan di subuh merah
dengan sayur mayur di punggung
melihatnya yang pertama

Ia beri jeritan manis
dan duka daun wortel

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki terguling di jalan

Orang-orang kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang gantang
disiram atas tubuhnya

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki terguling di jalan

Lewat gardu Belanda dengan berani
berguling warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya.

Penjelasan puisi
Puisi ini bercerita tentang gugurnya seorang pejuang muda, yang tergabung pejuang Republik Indonesia. Ketika mendapat kabar, ibundanya meninggal, dia ingin pulang ikut menguburkan jenazah bundanya tersebut. Selama ini, sang pemuda berada di medan perang bersama prajurit yang lain, yang berpindah-pindah tempat selama berperang melawan Belanda. Bundanya berada di wilayah yang dikuasai Belanda. Karena rasa cintanya kepada bunda, dan kini bundanya meninggal, dia ingin melakukan kebaikan yang terakhir, sebagai tanda baktinya kepada bunda yang selama ini dia tinggalkan untuk berjuang mewujudkan kemerdekaan negeri ini. Sebuah risiko yang harus dihadapi, yaitu ancaman kematian jika dia tertembak saat melewati pos penjagaan Belanda. Karena cinta yang besar kepada bundanya, risiko itu dia hadapi dengan berbesar hati. Cinta mengalahkan rasa takut, cinta mendorongnya untuk segera sampai di tempat bundanya yang akan dikuburkan. Pada kegelapan malam, si pemuda pejuang ini menyelinap ke desa yang dikuasai Belanda, tempat sang bunda berada. Ketentuan yang Maha Kuasa berlaku kepadanya, sang pemuda ini ditembak Belanda yang menjaga pos jaga. Jenazahnya ditemukan dan dilihat pertama oleh wanita-wanita desa yang biasa pergi ke pasar saat pagi hari. Wajah sang pemuda dikenali sebagai anak janda di kampungnya. Rasa belas kasih diberikan kepada jenazah pemuda ini, dengan membersihkan darah dari luka yang mengalir dari tubuhnya, diguyurkan air pada tubuh sang pemuda.
Demikian kisah pejuang yang cinta kepada bundanya. Kematian yang indah, rasa cinta tanah air tak melunturkan cinta kepada bundanya. Kebersamaan dalam cinta yang abadi, menumbuhkan keberanian, pantang menyerah dan siap dengan risiko kematian. Karena hakikatnya kematian adalah keniscayaan yang pasti terjadi kepada setiap orang. Hanya bagaimana kematian yang dimulyakan itulah yang diinginkan oleh setiap manusia. Kematian dalam kemulyaan yang sejati.

Sumber buku kumpulan puisi 'ballada orang orang tercinta' karya WS Rendra, halaman 18, judul Gerilya

Pengembangan
Carilah dan kutiplah puisi karya Taufik Ismail yang bercerita tentang perjuangan terhadap negeri, nilai kemanusian, misalnya pada buku kumpulan puisi "Tirani dan Benteng", atau "Malu Aku Jadi Orang Indonesia"
Alternatif judul:  1.Kita adalah pemilik sah republik ini  2.Aku Malu Jadi Orang Indonesia

Kaitkan dengan tugas pada buku paket halaman 9-11 mengenai Nomina,verba, antonim, sinonim, dan konjungsi/kata penghubung. Langkah kegiatan, berdasarkan puisi Gerilya tersebut, tentukan manakah nomina dan manakah verba. Contoh Tubuh biru tatapan mata biru, tubuh=nomina, tatapan=nomina, mata=nomina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar