Senin, 07 Oktober 2024

Kelesuan Belajar

Mengapa Kajian Keislaman kini melemah?

Tulisan ustadz Ghufron Azis Fuadi

Firman Allah swt


 وَإِن تَتَوَلَّوۡا۟ یَسۡتَبۡدِلۡ قَوۡمًا غَیۡرَكُمۡ ثُمَّ لَا یَكُونُوۤا۟ أَمۡثَـٰلَكُم 


"Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu ini." (QS. Muhammad: 38)


Ahdaf Tarbiyah


Letih, lesu dan lunglai nya kita disebabkan oleh karena alakadarnya kita dalam melaksanakan proses tarbiyah. Padahal perjalanan dakwah  berkembang sudah sedemikian jauh dan kompleks. Dari mihwar tandzimi yang aktivitasnya seputar takwiniyah dan penambahan jumlah kader atau fokus pada pembinaan kader. Kemudian meningkat pada mihwar sya'bi dimana kita mulai merambah pada kerja kerja sosial kemasyarakatan tanpa meninggalkan fokus pada pembinaan kader sampai akhirnya memasuki mihwar muasasi. Dimana pada mihwar ini para pemikul dakwah menambah lagi amanah dan tanggung jawabnya dengan memasuki kerja kerja di berbagai sektor. Baik sektor publik, sektor privat maupun sektor ketiga.Itu artinya beban amanah dan tanggung jawabnya meningkat sangat pesat, problematika dan dinamika yang dihadapinya pun meningkat menjadi sangat berat. 

Maka apa jadinya bila para pemikul dakwah tidak meningkatkan kapasitasnya dengan melakukan pengokohan tarbiyah? Ibarat kendaraan, tonase muatannya bertambah, tetapi cc kendaraannya tetap kecil. Tentu akan berjalan dengan termehek mehek bahkan bukan tidak mungkin akan berjalan mundur ketika berada di jalan yang penuh dengan tanjakan.

Padahal kita tahu bahwa likulli marhalatin rijaluha, wa likulli marhalatin thabi'atuha wa likulli marhalatin masyakiluha. Setiap marhalah ada pahlawannya, setiap marhalah ada karakternya dan setiap marhalah ada problematika nya.

Hadi Munawar, dalam buku "Menghidupkan Suasana Tarbiyah di Mihwar Muassasi" mengatakan, suasana tarbiyah yang akan dihidupkan adalah sebagai berikut:

1. Tanmiyyatu jawwi ar ruhiwa at-ta'abbudi (menghidupkan suasana ruhiyah dan ubudiyah).

2. Tanmiyyatu jawwi al 'ilmi wa al fikri ( menghidupkan suasana keilmuan dan ilmiah).

3. Tanmiyyatu jawwi al haraki wa at tandzimi (menghidupkan suasana pergerakan dan penstrukturan).

4. Tanmiyyatu jawwi arkani al halaqi (menghidupkan suasana rukun rukun halaqah).

Mengapa mengokohkan kembali tarbiyah sangat penting dalam gerakan dakwah?

Karena tarbiyah adalah proses penyiapan manusia shaleh agar tercipta suatu kebaikan dan keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan serta tindakan secara keseluruhan. Di samping terciptanya manusia yang shaleh, tujuan dari tarbiyah islamiyah adalah menciptakan manusia yang dapat menshalehkan orang lain dengan cara mengajak orang lain menjadi shaleh dan mengajak masyarakat juga untuk menjadi shaleh.Itulah kedudukan tarbiyah islamiyah dalam pergerakan dakwah. 

Sangat penting dan sangat strategis. Seperti ungkapan lama, tarbiyah bukan segalanya tetapi segalanya dimulai dari tarbiyah. Artinya gerakan dakwah menempatkan tarbiyah sebagai titik tolak (munthalaq) dari semua aktivitas dakwah.

Saya teringat dengan cerita ustadz  saat beliau datang melaporkan perkembangan dakwah. Beliau cerita tentang dakwah yang sudah sampai dan merambah wilayah dan sektor ini dan itu bla bla bla secara panjang lebar. Kemudian pas giliran guru beliau menanggapi, hanya mengatakan, alhamdulillah bagus tapi jangan lupakan tarbiyah,

 jangan sekali kali melupakan tarbiyah...laa tansa ya ukhoyya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar