Selasa, 15 Oktober 2024

Air yang bisa digunakan bersuci

 Syarah Matan Abu Syuja'

 (Al Ghaayah wa At Taqriib) 

(Bag. 2)



Imam Abu Syuja' berkata:


المياه التى يجوز التطهير بها سبع مياه:


_Air yang boleh dengannya bersuci ada tujuh air:_


Maksudnya, air yang SAH dipakai untuk bersuci.


Tujuh air yang dimaksud adalah sbb:


*١. ماء السماء*

_*Air langit*_


Maksudnya air yang turun dari langit, yaitu air hujan.


Dalilnya, Allah Ta'ala berfirman:


 وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ 


_Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu._ (QS.  Al-Anfal: 11)


Imam Abu Ishaq Asy Syirazi Rahimahullah berkata:


يجوز رفع الحدث وإزالة النجس بالماء المطلق وهو ما نزل من السماء ...


_Dibolehkan menghilangkan hadats dan menghapuskan najis dengan air mutlak, yaitu air dari langit ..._ (Al Muhadzdzab, 1/15)


Imam Al Bahuti Rahimahullah berkata:


والماء الطهور ما نزل من السماء كالمطر ...


_Air suci yaitu apa yang turun dari langit seperti hujan ..._ (Al Kasysyaaf Al Qinaa', 1/25)


*٢. ماء البحر*


_*Air laut*_


Imam Abu Syuja', menyebutkan air laut sebagai air  yg SAH untuk bersuci.


Dalilnya adalah

Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bercerita:


سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَرْكَبُ الْبَحْرَ وَنَحْمِلُ مَعَنَا الْقَلِيلَ مِنْ الْمَاءِ فَإِنْ تَوَضَّأْنَا بِهِ عَطِشْنَا أَفَنَتَوَضَّأُ مِنْ مَاءِ الْبَحْرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الطَّهُورُ مَاؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ


Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: _“Wahai Rasulullah, kami sedang berlayar di lautan, kami membawa sedikit air. Jika kami pakai air itu buat wudhu, maka kami akan kehausan, apakah boleh kami wudhu pakai air laut?”_ lalu Beliau bersabda: _*“Laut itu suci airnya, halal bangkainya.”*_ (HR. At Tirmidzi no. 69,  Imam At Tirmidzi berkata: hasan shahih)


Imam At Tirmidzi bertanya kepada Imam Bukhari tentang hadits ini, Imam Bukhari menjawab: Shahih. (Imam Ibnul Mulaqin, Al Khulashah, 1/7)


Mayoritas ulama mengatakan air laut suci dan mensucikan, sebagian kecil mengatakan makruh bersuci dengan air laut. Hal ini dijelaskan Imam At Tirmidzi Rahimahullah:


وَهُوَ قَوْلُ أَكْثَرِ الْفُقَهَاءِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَابْنُ عَبَّاسٍ لَمْ يَرَوْا بَأْسًا بِمَاءِ الْبَحْرِ وَقَدْ كَرِهَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوُضُوءَ بِمَاءِ الْبَحْرِ مِنْهُمْ ابْنُ عُمَرَ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو هُوَ نَارٌ


_Ini (yang menyatakan sucinya air laut, pen) adalah mayoritas ahli fiqih dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di antaranya: Abu Bakar, Umar, dan Ibnu Abbas, menurut mereka tidak apa-apa dengan air laut._ _Sebagian  sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ada yang memakruhkan, di antaranya: Ibnu Umar dan Abdullah bin Amru. Dan, Abdullah bin Amru berkata: “Itu adalah api.”_ (Sunan At Tirmidzi No. 69)


Imam Al Munawi Rahimahullah menjelaskan, bahwa jawaban Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: _"Dia (laut) suci airnya"_, menunjukkan begitu kuat kesuciannya. Beliau tidak menggunakan kata _na'am_ (Iya), padahal jawaban Iya juga sudah  menunjukkan boleh bersuci dengannya. *(Faidhul Qadir, 3/215)*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar