Kamis, 11 Agustus 2016

Novel berisi nasihat - (untuk kelas X )



Belajar dari peristiwa yang dialami orang lain.



 

Pengantar
Sebelum membaca tulisan ini. Pandanglah dicermin wajahmu, rabalah pipimu,  rabalah tanganmu, rasakan betapa indah ciptaan Allah ini. Renungkan berapa kali kau ucapkan syukur kepada-Nya atas keindahan dan kesempurnaan tubuhmu ini. Berapa lama lagi kau nikmati keindahan ciptaan Allah ini, dan untuk apa dan untuk siapa raga ini diperankan. Jika raga ini satu hari lagi tak berfungsi, apa yang kita lakukan. Jika mata ini akan tak mampu melihat lima jam lagi, saat ini akan kita gunakan untuk melihat apa?


Teks 1
Gita Sessa Wanda Cantika
Penderita Kanker

Gita Sessa Wanda Cantika, mantan artis cilik tahun 1998 divonis menderita kanker dan diprediksi hidupnya tingga lima hari lagi. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti wajahnya sehingga terlihat buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit ia berjuang untuk tetap hidup dan bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Orang tuanya berat mengambil keputusan. Bagaimanapun sebagai orang tua tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus hilang karena operasi. Ayah dan keluarga mereahasiakan kanker itu kepada Keke, panggilan gadis remaja ini. Namun akhirnya Keke tahu bahwa ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah kepada siapa pun yang merahasiakan penyakit itu kepadanya. Ia memberikan senyum kepada siapa pun dan menunjukkan perjuangan melawan kanker yang dideritanya dengan berbesar hati dan menjunjukkan prestasi.
Sang ayah, Joddy Tri Aprianto tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas dari kematian. Perjuangan sang ayah begitu mengharukan. Ayahnya berusaha mencari pengobatan alternatif berkeliling Indonesia, tetapi hasilnya nihil. Mau tak mau kembali ke ilmu medis. Menurut dokter ada satu cara yang bisa membunuh kanker itu, yakni kemoterapi. Perjuangan Keke membuahkan hasil. Setelah bertahan enam bulaln melalui kemoterapi, sel-sel kanker yang menggerogoti tubuhnya semakin kecil. Gita harus menjalaninya hingga 25 kali untuk bisa sembuh.
Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama keluarga dan sahabat yang ia cintai lebih lama. Kasus ini menjadi kasus pertama di Indonesia, dan menjadi perdebatn di kalangan kedokteran karena kanker ni biasanya hanya terjadi pada orang tua.
Setelah melakukan berbagai terapi, bahkan berobat ke negeri tetangga, kanker ini makin menyebar dan menyerang paru-paru, jantung dan organ lain. Banyak orang yang terharu melihat kegigihan Keke yang tetap giat masuk sekolah. Saat dirawat inap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuma selama tiga hari mengalami koma. Orang tuanya bisa menerima ujian dari Tuhan. Nafasnya terakhir 25 Desember 2006 tepat setelah menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri terakhir bersama keluarga dan sahabatnya. Kisah ini menjadi abadi karena sebelumnya Keke sempat menulis catatan kecil, yang dikenal dengan “Surat Kecil Untuk Tuhan”.  Orang terkesima dan terharu jika membacanya, karena terlihat kepasrahan dan kesabaran diri saat orang mendapat “titipan” penyakit dari Tuhan sebagai ujian terhadap makhluk-Nya.











Teks 2

Surat Kecil Untuk Tuhan

Tuhan
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini

Tuhan
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain

Tuhan
Bolehkan aku menulis surat kecil untuk-MU

Tuhan
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu

Tuhan
Biaarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya

Tuhan
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya

Tuhan
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat sahabatku

Tuhan
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup kepada siapapun yang mengenalku

Tuhan
Surat kecilku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali
Ke dunia yang kau berikan padakku

Diketik ulang oleh Agus Ahmad Hidayat, guru bahasa Indonesia, SMA Negeri 2 Kotabumi Lampung Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar