Belajar dari peristiwa yang dialami orang lain.
Pengantar
Sebelum membaca tulisan ini. Pandanglah
dicermin wajahmu, rabalah pipimu,
rabalah tanganmu, rasakan betapa indah ciptaan Allah ini. Renungkan
berapa kali kau ucapkan syukur kepada-Nya atas keindahan dan kesempurnaan
tubuhmu ini. Berapa lama lagi kau nikmati keindahan ciptaan Allah ini, dan
untuk apa dan untuk siapa raga ini diperankan. Jika raga ini satu hari lagi tak
berfungsi, apa yang kita lakukan. Jika mata ini akan tak mampu melihat lima jam
lagi, saat ini akan kita gunakan untuk melihat apa?
Teks 1
Gita Sessa Wanda Cantika
Penderita Kanker
Gita Sessa Wanda Cantika, mantan artis
cilik tahun 1998 divonis menderita kanker dan diprediksi hidupnya tingga lima
hari lagi. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti wajahnya sehingga terlihat
buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit ia berjuang untuk
tetap hidup dan bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Orang tuanya berat mengambil keputusan.
Bagaimanapun sebagai orang tua tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus
hilang karena operasi. Ayah dan keluarga mereahasiakan kanker itu kepada Keke,
panggilan gadis remaja ini. Namun akhirnya Keke tahu bahwa ia terserang kanker
ganas, ia pasrah dan tidak marah kepada siapa pun yang merahasiakan penyakit
itu kepadanya. Ia memberikan senyum kepada siapa pun dan menunjukkan perjuangan
melawan kanker yang dideritanya dengan berbesar hati dan menjunjukkan prestasi.
Sang ayah, Joddy Tri Aprianto tidak
menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas
dari kematian. Perjuangan sang ayah begitu mengharukan. Ayahnya berusaha
mencari pengobatan alternatif berkeliling Indonesia, tetapi hasilnya nihil. Mau
tak mau kembali ke ilmu medis. Menurut dokter ada satu cara yang bisa membunuh
kanker itu, yakni kemoterapi. Perjuangan Keke membuahkan hasil. Setelah
bertahan enam bulaln melalui kemoterapi, sel-sel kanker yang menggerogoti
tubuhnya semakin kecil. Gita harus menjalaninya hingga 25 kali untuk bisa
sembuh.
Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama
keluarga dan sahabat yang ia cintai lebih lama. Kasus ini menjadi kasus pertama
di Indonesia, dan menjadi perdebatn di kalangan kedokteran karena kanker ni
biasanya hanya terjadi pada orang tua.
Setelah melakukan berbagai terapi, bahkan
berobat ke negeri tetangga, kanker ini makin menyebar dan menyerang paru-paru,
jantung dan organ lain. Banyak orang yang terharu melihat kegigihan Keke yang
tetap giat masuk sekolah. Saat dirawat inap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuma
selama tiga hari mengalami koma. Orang tuanya bisa menerima ujian dari Tuhan.
Nafasnya terakhir 25 Desember 2006 tepat setelah menjalankan ibadah puasa dan
Idul Fitri terakhir bersama keluarga dan sahabatnya. Kisah ini menjadi abadi
karena sebelumnya Keke sempat menulis catatan kecil, yang dikenal dengan “Surat
Kecil Untuk Tuhan”. Orang terkesima dan
terharu jika membacanya, karena terlihat kepasrahan dan kesabaran diri saat
orang mendapat “titipan” penyakit dari Tuhan sebagai ujian terhadap
makhluk-Nya.
Teks 2
Surat Kecil Untuk Tuhan
Tuhan
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama
terjadi padaku terjadi pada orang lain
Tuhan
Bolehkan aku menulis surat kecil untuk-MU
Tuhan
Bolehkah aku memohon satu hal kecil
untuk-Mu
Tuhan
Biaarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap
harinya
Tuhan
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh agar aku
bisa menjadi wanita seutuhnya
Tuhan
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan kepada
ayah dan sahabat sahabatku
Tuhan
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi
dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup kepada
siapapun yang mengenalku
Tuhan
Surat kecilku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali
Ke dunia yang kau berikan padakku
Diketik ulang oleh Agus Ahmad
Hidayat, guru bahasa Indonesia, SMA Negeri 2 Kotabumi Lampung Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar