Jumat, 05 September 2014

Polisi Pengintai versus Polisi Pemandu



Lampung Post Jumat 5 September 2014 Halaman 5 Ditulis Oleh Soni Elwina Wartawan Lampung Post
Mengintai atau Mengatur
Sedikit terburu-buru harus menjemput anak pulang sekolah, lampu rambu lalu lintas menunjukkan warna kuning di perempatan by pass way halim saya terabas. Masih kuning, belum merah, begitu pikir saya. Lewat lampu merah, tiba-tiba dari sebelah kanan kendaraan saya, seorang polisi lalu lintas berteriak dan meminta saya meminggirkan kendaraan.
Kemudian, saya meminggirkan kendaraan, membuka kaca dan bertanya, kenapa saya diberhentikan. Polisi dengan wajah diseram-seramkan itu mengatakan saya menerobos lampu merah. Saya pun berkeras bahwa saya tidak menobos lampu merah. Kemudian polisi itu meminta SIM dan STNK kendaraan saya.
Setelah membaca surat surat kendaraan tersebut, dan sedikit melirik isi mobil yang memang berantakan dengan fail-fail saya, polisi itu tetap pada pendiriannya bahwa saya merabas lampu merah.
'Lampu kuning itu, cuma beberapa detik, kamu tetap melaju," kata dia. Saya pun bilang, "Tapi masih kuning kan, Pak," kata saya.
Saling beradu argumen, akhirnya dia pun meminta saya ke pos polisi dekat perempatan itu. Karena sudah telat, saya bilang saya jemput anak dulu, dan saya berjanji ke pos setelah menjemput. Polisi muda nan gagah itu pun mengembalikan STNK saya,tetapi SIM saya tetap dia tahan, entah untuk apa.
Sepertinya ia masih belum puas berargumentasi dan ingin “bernegosiasi”. Selesai menjemplut, saya bersama anak saya yang masih duduk di kelas satu SD menyambangi pos polisi. Begitu saya sampai (masih di dalam mobil), terlihat polisi yang menyetop saya tadi berada di atas sepeda motor dengan mesin hidup, lengkap dengan helm. Begitu ia melihat truk pengangkut semen melintas, langsung ia injak gas, mengejar truk itu.
Entah apa yang dikejarnya. Karena saya lihat, pengemudi truk mematuhi rambu yang ada di situ. Sambil berjalan pelan masuk ke pos, saya memperhatikan polisi itu mengejar truk tersebut. Di dalam plos saya betemu dengan petugas lain. Agak lama saya menunggu, sambil mengobrol dengan petugas lain itu.
"Dak berenti jugo mobil itu aku kejar, padahal sudah ngeliat aku," begitu kata polisi kepada temannya, dan sedikit terkejut, ketika melihat saya sudah berada di dalam pos. Sangat disayangkan, tingkah mereka seperti mencari cari kesalahan orang. Kenapa mereka justru terlihat memilih mengintai dari atas kendaraan dan bersembunyi di balik pos ketika melihat calon “korban”, ketimbang berdiri di tengah jalan, sambil mengatur lalu lintas.
Polisi lalu lintas seharusnya membantu kelancaran lalu lintas dengan mengatur kendaraan. Bukan mencari cari kesalahan dan kemudian “bernegosiasi” dengan “korban”. Bila negosiasi lancar, uang masuk kantong, selamatlah mereka.

Pertanyaan
Peristiwa itu terjadi sungguh-sungguh ataukah sekedar imajinasi?
Di mana peristiwa itu terjadi dan siapakah yang terlibat dalam peristiwa itu?
Bagaimana tanggapanmu terhadap pengendara mobil itu, dan terhadap polisi yang menyuruhnya menepikan mobilnya?
Dapatkah peristiwa itu dikelompokkan pada anekdot, berilah penjelasan!

Berlatih menyusun pertanyaan
Buatlah pertanyaan kreatif berdasarkan bacaan tersebut!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar