Jumat, 13 September 2024

Kehidupan Istri Rasulullah dan pernik kehidupan berkeluarga

 Melihat Keluarga Rasulullah

Siti Khadijah merupakan istri yang paling dicintai Nabi Muhammad. Bahkan, selama 25 tahun pernikahan mereka, Rasulullah tidak

pernah menikah dengan perempuan lain. Nabi Muhammad baru menikah lagi setelah Siti Khadijah meninggal pada hari kesebelas Ramadan tahun ke-10 kenabian, atau sekitar tahun 619 Masehi di Mekah sebelum hijrah.


Kemudian Rasulullah Saw menikah dengan Saudah ra dan setelah itu menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq. Aisyah merupakan satu-satunya istri Nabi Muhammad yang masih gadis, sementara yang lain berstatus janda. Dalam sebuah riwayat, Aisyah

pernah mengungkapkan bahwa alasan pernikahannya dengan Nabi Muhammad berawal dari mimpi nabi Muhammad  didatangi Jibril yang membawa secarik kain sutra dengan gambar Aisyah. Mimpi tersebut datang sebanyak tiga kali berturut-turut, yang menjadi salah satu alasan Nabi memutuskan untuk menikahi Aisyah. Rasulullah Saw bersabda:

"Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat itu berkata, 'Ini adalah istrimu'. Lalu kusingkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, 'Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti akan menjadikannya nyata'."(HR. Bukhari dan Muslim)


Aisyah hidup bersama Nabi Muhammad SAW kurang lebih sembilan tahun—hingga Nabi wafat. Mereka mengarungi bahtera rumah

tangga dengan penuh keridhaan dan kasih sayang.  Aisyah memiliki kedudukan dan keistimewaan tersendiri di hati Nabi. Ia juga

begitu dicintai Nabi sehingga sebagian sahabat menyebutnya dengan ‘kekasih Rasulullah’. 

Pada suatu kesempatan,  Aisyah pernah bertanya perihal bagaimana cinta Nabikepadanya. Beliau menjawab, cintanya kepada Aisyah itu seperti 'simpul tali' yang tidak pernah berubah. Atas hal itu, Nabi Muhammad meminta kepada para sahabatnya agar juga mencintai Aisyah dan tidak menyakitinya. 


Aisyah dan Nabi Muhammad kerap kali bermanja-manjaan, baik melalui ucapan maupun tindakan.  Nabi seringkali memanggil Aisyah dengan panggilan sayang seperti Humaira—isim tasghir, bentuk kata yang

bermakna sesuatu yang mungil untuk memanjakan dan menunjukkan kecintaan.

Humairah berasal dari kata hamra yang berarti putih kemerah-merahan. Nabi terkadang juga menyapa Aisyah dengan ‘Aisy’, dengan gaya bahasa tarkhim—membuang huruf terakhir untuk menunjukkan kemanjaan dan kesayangan. Ketika istrinya tersebut marah, Nabi mencubit hidungnya dan memanggilnya dengan Uways (panggilan kecil Aisyah).("Kemesraan Nabi Bersama Istri; Adib al- Kamdani, 2007),


Dalam suatu hadits riwayat Bukhari, Muslim,dan Ibnu Hibban, Sayyidah Aisyah mengaku pernah mandi junub bersama dengan Nabi.

Jadi tangan mereka bergantian mengambil air dari satu bejana. Nabi juga pernah mencium Aisyah padahal keduanya tengah berpuasa di

siang hari bulan Ramadhan.  Aisyah juga sering diajak Nabi Muhammad bermain-main. Teman-temannya didatangkan ke rumah untuk

bermain bersama. Digendong Nabi di atas punggungnya ketika  menonton pentas tari yang dimainkan Bani Arfadah pada hari raya.


Meski demikian, kehidupan rumah tangga Aisyah dan Nabi Muhammad juga mengalami gelombang persoalan. Tidak romantis terus-

terusan dan berjalan tanpa masalah. Karena cemburu, hoaks, hingga persoalan ekonomi menjadi bumbu rumah tangga mereka berdua. 


Rumah tangga nabi Saw dan Aisyah pernah bergejolak saat kaum munafik dan para bazer melontarkan tuduhan palsu, haditsul ifki,

tentang Aisyah dan sahabat Shafwan sekembalinya dari perang bani Musthalik.

Tuduhan hoax ini sempat viral di Madinah yang kemudian menyebabkan Rasulullah Saw gelisah dan memulangkan Aisyah kerumah orangtuanya. Bukan karena beliau Saw tidak percaya dengan kesucian Aisyah, tetapi karena kuatnya berita gosip. Berita yang digosok

tambah sip. Sampai kemudian Allah membantahnya melalui wahyu dalam surat An Nur: 11-20 tentang bersihnya Aisyah serta pentingnya  tabayun dan tidak mudah terprovokasi oleh berita dari orang orang

munafik yang KTP muslim tapi sesungguhnya membenci Islam.


Sebagai "kekasih kesayangan nabi", Aisyah menegaskan bahwa dirinya tidak pernah cemburu dengan istri-istri Nabi yang lainnya,

kecuali  Khadijah, cinta pertama dan istri pertama beliau Saw yang sudah wafat.

Kalaupun ada, kadang Aisyah cemburu kepada Zainab binti Jahsy, istri dan sekaligus sepupu nabi.  Zainab dinikahi karena perintah Allah dalam Al Ahzab ayat 37.  Menurut Aisyah, Zainab adalah istri nabi yang kecantikannya setara dengannya.


Di sisi lain,  Aisyah menjadi pusat kecemburuan istri-istri Nabi yang lainnya. Bagaimana tidak,para sahabat sering kali memberi Nabi hadiahketika beliau berada di rumah Aisyah.

Sementara ketika di rumah istrinya yang lain,tidak. Atas hal itu, Ummu Salamah—yang mewakili ummul mukminin lainnya—mengadu

kepada Nabi. Ia minta kepada Nabi agar memerintahkan orang-orang tidak hanya memberi hadiah ketika beliau berada di rumah

Aisyah saja, tetapi juga ketika di rumah istrinya yang lain. Menaggapi itu nabi Saw bersabda:"Hai Ummu Salamah, janganlah engkau sakiti aku dalam urusan Aisyah. Sebab, demi Allah,

tidak ada wahyu yang turun kepadaku saat akuberada dalam selimut seorang istri di antara kalian kecuali dia." 


Suatu riwayat menyebutkan bahwa nabi pernah bermunajat kepada Allah perihal istri istrinya:

Ya Allah sesungguhnya apa yang aku miliki telah aku berikan secara adil, tetapi masalah hati, ia adalah milik Mu...


Maksudnya adalah kepada para istrinya, Rasulullah Saw telah membagi secara adil tentang waktu kunjungan, perhatian, perlindungan dan nafkah. Tapi rasa cinta yang lebih besar kepada Aisyah adalah kehendak Allah, yang nabi tidak mampu membagi rata.

Namun begitu bukan berarti beliau tidak mencintai istrinya yang lain. 

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku"  (HR Muslim).


Karena itu, nabi tidak pernah KDRT kepada istri istrinya. "Aisyah ra. pernah bertutur: Suamiku tidak pernah memukul istrinya meskipun hanya sekali." (HR Nasa'i).


Wallahua'lam bi shawab 

(Ghufron Azis Fuadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar