Pengantar
Pernah membaca karya Mohtar Lubis berupa novel; Jalan Tak Ada Ujung? atau kumpulan cerpan Bromo Corah? Dalam karya itu akan tampak sindiran terhadap watak manusia yang bebal dan tak mau bertanggung jawab. Mohtar Lubis bukan hanya seorang wartawan, beliau juga seorang humanis, budayawan yang pandangannya luas. Manusia Indonesia adalah tulisan berisi kritik terhadap perilaku kita - orang Indonesia yang masih percaya dengan takhayul. Jika kita kenal slogan "Revolusi Mental" yang digembar-gemborkan oleh pemimpin kita, bisa jadi inspirasinya dari buku karya Mohtar Lubis ini.
Berikut ini sebagian tulisan yang berupa hasil resensi yang menyoroti karya Mohtar Lubis. Selamat membaca!
Gaya bahasa yang terdapat
dalam cerpen adalah gaya bahasa yang ringan tetapi syaratakan makna. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya makna yang bisa dipetik dari ceritasetelah kita
memahami cerita yang disampaikan. Kemudian diksi atau pilihan kata yangterdapat
dalam cerita. Pengarang memasukkan pilihan kata yang tidak berbelit-belitdengan
banyak unsur-unsur puitik, namun memakai kata-kata yang dapat dengan mudahuntuk
dimengerti dan dipahami. Dan terakhir unsur yang menarik perhatian saya untuk
dibahas adalah tema yang ada dalam cerita. Tema yang diangkat dalam cerita
adalahmengenai kemanusiaan yang ada dalam dunia. Pengarang sengaja menampilkan
negarayang memiliki hubungan yang tidak baik dengan negara lain karena selain
tidak menghargai eksistensi negara lain negara ini juga sangat tidak mau jika
ada negara lainyang lebuh hebat dari pada dia serta juga tidak mau jika ada
Negara lain yang tidak maumengikuti kebijakan dan perintahnya. Namun pengarang
tidak semata-matamenyinggung sebuah negara yang sangat berkuasa di dunia ini,
dalam cerita ini juga bisadikaitkan dengan sifat-sifat yang ada pada manusia.
Jadi selain mengangkat masalahyang dikaitkan dengan sebuah negara, pengarang
juga sengaja mengaitkan cerita ini agar
bisa berhubungan dengan kehidupan manusia.Begitulah sifat dari Mochtar
Lubis yang suka membahas tentang manusia. Beliau juga pernah berkomentar
tentang ciri-ciri manusia Indonesia yang telah dikutip oleh seorangwartawan
senior.Diungkapkan wartawan legendaris itu tahun 1977, dan sampai kini masih
relevan. Diamenulis tentang ciri-ciri manusia Indonesia yang pernah diungkapkan
Mochtar Lubisdalam pidato kebudayaan yang sebagian dia kutip yaitu sebagai berikut:Menurut
Mochtar, ciri pertama manusia Indonesia adalah hipokrisi atau munafik. Didepan
umum kita mengecam kehidupan seks terbuka atau setengah terbuka, tapi
kitamembuka tempat mandi uap, tempat pijat, dan melindungi prostitusi. Banyak
yang pura- pura alim, tapi begitu sampai di luar negeri lantas mencari
nightclub dan pesan perempuan kepada bellboy hotel. Dia mengutuk dan
memaki-maki korupsi, tapi diasendiri seorang koruptor. Kemunafikan manusia
Indonesia juga terlihat dari sikap asal bapak senang (ABS) dengan tujuan untuk
survive.Ciri kedua manusia Indonesia, segan dan enggan bertanggung jawab atas
perbuatannya.Atasan menggeser tanggung jawab atas kesalahan kepada bawahan dan
bawahanmenggeser kepada yang lebih bawah lagi. Menghadapi sikap ini, bawahan
dapat cepatmembela diri dengan mengatakan, ”Saya hanya melaksanakan perintah
atasan.”Ciri ketiga manusia Indonesia berjiwa feodal. Sikap feodal dapat
dilihat dalam tata caraupacara resmi kenegaraan, dalam hubungan organisasi
kepegawaian. Istri komandan atauistri menteri otomatis menjadi ketua, tak
peduli kurang cakap atau tak punya bakatmemimpin. Akibat jiwa feodal ini, yang
berkuasa tidak suka mendengar kritik dan bawahan amat segan melontarkan kritik
terhadap atasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar