Jumat, 02 Agustus 2019

Masa kecil Pangeran Diponegoro

Ontowiryo  -   nama kecil  Pangeran  Diponegoro

Masa kecil  Pangeran  Diponegoro yang ditulis ulang oleh  Remy Sylado - sastrawan dari Menado, pernah mendapat hadiah  sastra dari   keluarga  Aburizal  Bakry


Ontowiryo, anak laki sepuluh tahun nan cakep ini- yang dikenal rakyat sekitar Tegalrejo sebagai Seh Ngabdulrohim dan kelak terkenal antero Nusantara sebagai Pangeran Diponegori-berlaki-lari keder di pematang sawah Mantra, setelah menyeberangi Kali Winongo, menuju ke puri tempat tinggal nenek buyutnya, Ratu Ageng, permaisuri Sultan Hamengku Buwono I yang biasa disebut Sultan Swargi.

Dari kejauhan Ratu Ageng yang mengasuh Ontowiryo sejak bayi, sudah melihat cucu-cicitnya berlari-lari begitu. Dalam caranya berlari, sang nenek menyimpulkan, bahwa ada hal istimewa yang pasti akan diperkatakan oleh cucunya itu.

Setiba di rumah, Ontowiryo mengempas badan, ndeprok, terengah-engah, keringat membasahi sekujur tubuh. Dan melihat itu, Ratu Ageng tertawa, juga merengut, merasa lucu.
Kata Ratu Ageng,"Kamu kenapa,Wir? Kailmu mana?Kok Kamu terbirit-birit seperti baru melihat setan."
"Memang," sahut Ontowiryo bersemangat untuk meyakinkan nenek buyutnya."Aku memang baru melihat setan,Nek."
Ratu Ageng tertawa. Dalam hatinya berlangsung rasa maklum, bahwa anak-anak seusia Ontowiryo yang baru berusia sepuluh tahun pada 1795 ini, lumrah dibayang-bayangi oleh berbagai fantasi. Oleh karena itu berkata dia mencandai cucunya,"O ya?Kamu melihat setan ya?"
Ontowiryo merasa diremehkan. Katanya tawar namun tetap bersemangat untuk meyakinkan,"Kok Nenek tidak percaya?"
"Tidak," sangkal Ratu Ageng untuk menyenangkan hati Ontowiryo. Dan, kencati begitu, Ratu Ageng menggurauinya. "Tapi setannya seperti apa? Gundul apa gondrong, Wir?"
Merasa terus dicandai. Ontowiryo pun berkata gregetan, "Aku bersungguh-sungguh, Nek."
"Ya, ya, Nenek tahu," kata Ratu Ageng.
Ontowiryo makin serius. "Sungguh, Nek. Aku melihat setan di seberang sungai sana."
Ratu Ageng tertawa lagi, memberi apresiasi terhadap sikap ngotot cucunya. "Ya," katanya. "Makanya tadi kan Nenek bertanya; setanya gundul apa gondrong?"
Jawab Ontowiryo, "Setannya putih. Jangkung. Membawa bedil."
Ratu Ageng tersenyum. Di mengerti. Katanya. "Yang kamu lihat itu pasti orang Belanda."
Ontowiryo menyerana. Dia menggumam. Tak terdengar oleh neneknya.
"Belanda?"
Ontowiryo memang belum pernah mellihat Belanda datang ke rumah neneknya. Tempat tinggal sang nenek jauh dari kraton, pusat kebudayaan, pusat kekuasaan. Ratu Ageng memilih tinggal di luar kraton karena alasan-alasan yang saling bertautan antara lahir dan batin. dan arkian di tempat seperti itulah Ontowiryo diasuh untuk menjadi cerdik dan cendekia serta menjadi satria dan jatmika.
Di usianya yang sekarang Ontowiryo dituntun untuk memahami Quran, menguasai bacaan-bacaan kebudayaan Jawa, primbon, dan suluk, serta kitab-kita kaweruh, tapi sekaligus dilatih untuk mahir melempar lembing, menganggar keris, berpacu dengan kuda.  Di mata Ratu Ageng, semua kepandaian itu berurusan dengan kewiraan, dan menjadi sisik meliknya kepemimpinan ketika kelak Ontowiryo menjadi hulubalang yang mengomando perang melawan Belanda.
Selama itu memang dia tahu, karena titurkan secara sekilas, baik oleh ayahnya Sultan Hamengku Buwono tentu saja terutama eyang buyutnya Ratu Ageng garwo Sultan Hamengku Buwono I yang mengasuhnya ini, bahwa Belanda jahat. Sungguh pun begitu dia sendiri belum pernah berhadapan langsung muka dengan muka Belanda, dan mengalami tindakan tindakan yang menyakitkannya.
Baru saja dia kaget melihat Belanda di seberang Kali Winongo. Dan, demi melihat ciri ciri sosok Belanda yang tidak sama dengan ciri ciri sosok bangsanya Jawa - yaitu bahwa Belanda berkulit putih, bertubuh jangkung, berambut pirang, dan bermata biru - maka sertamerta membuat Ontowiryo yang terbilang anak-anak ini, tanpa sengaja berfantasi dengan satu perkataan yang justru menyimpulkan seluruh peta kejahatan. Yakni; setan!
Sama sekali tidak dinyana, bahwa baru terjadi tiga puluh tahun mendatang Ontowiryo benar benar menemukan wujud dari perkataan yang baru diucapkannya di bawah fantasinya, yaitu ketika dalam keputusan perang, dia mengatakan dengan geram; "Belanda, setan!"
Tahun-tahun ke arah sana, ke kurun yang tidak akan mungkin lagi diredam oleh kata kata manis - kata kata yang identik dengan kelicikan Belanda - karena api di dalam sekam pada waktu itu sudah demikian panas, sehingga pasti terjadi perang, jauh jauh sudah disadari Ratu Ageng sebagai saat saat bersiaga bagi cucunya untuk menjadi pemimpin yang memimpin bangsanya Jawa melawan kejahatan Belanda.
Itu sebabnya dua pepandaian, pertama yang berurusan dengan batin, dan kedua yang berurusan dengan zahir, demikian tertib diarahkan oleh Ratu Ageng kepada Ontowiryo.

Ratu Ageng bertanggungjawab pada marhum suaminya Pangeran Mangkubumi yang menjadi Sultan Hamengku Buwono I, karena pengasuhan Ontowiryo dipercayakan kepadanya sejak Pangeran Diponegori ini masih bayi.
Takkan dilupan oleh Ratu Ageng, bahwa menjelang azan magrib, ketika suaminya itu sedang duduk berselonjor di prabayasa, terdengan tangis bayi Ontowiryo di buaian bundanya, R.A.Mangkarawati. Suaranya nyaris meraung. Ibu membuat sang sultan terjaga.
Kata sultan kepada Ratu Ageng, "Diajeng, tangisan bayi itu terdengar seperti miris, lebih risau dari makna yang bisa dipahami dari kata kata tuah yang direka oleh seorang kawindra. Kenapa begitu?"
"Entahlah, suamiku raja."
"Coba, Diajeng, bawa ke sini, aku ingin berkata kata kepadanya."
Ratu Ageng masuk, meminta bayi Ontowiryo dari tangan ibunya, lalu membawanya kepada Sultan Hamengku Buwono I. Ketika Ratu Ageng menggendongnya, alih alih tangis bayi yang nyaris meraung itu, mendadak teduh. Ratu Ageng pun menciumnya sambil berjalan ke depan, membawanya ke tentat duduk suaminya. Dan, sebelum Ratu Ageng berkata apa apa, pas di hadapan duli baginda raja, sekonyong bayi itu tertawa riang, suaranya bulat , kering, lucu.
Sultan sendiri terkesima melihat cicitnya yang sulung dari cucunya Hamengku Buwono III yang asma dalem timurnya Raden Mas Suroyo. Berkata dia sambil mengulurkan kedua rangannya kepada Ratu Ageng agar bayi yang berada di gendongan istrinya itu diserahkan kepadanya, "Aneh, tiba tiba anak ini diam dan malah ketawa lucu begini."
"Ya, suamiku raja," kata Ratu Ageng seraya menyerahkan bayi itu kepada suaminya.
Tapi, aneh ula, gegitu bayi ini pindah tangan dari Ratu Ageng ke tangan sang eyang buyut, mendadak kembali Ontowiryo kecil menangis lagi seperti merauh-raun.
"Lo?"
Sultan tertawa. Lekas lekas dia serahkan bayi itu kembali ke tangan istrinya Ratu Ageng. Bersamaan dengan itu pula Ontowiryo kecil langsung berhenti menangis, berlanjut dengan ketawa yang membuat kakek dan neneknya merasa lucu. Sertamerta Sultan menyimpulkan, bahwa kenyataan ini mesti dianggap sebagai bagian dari isyarat alami akan ketentuan garis takdir yang mesti dijalani dengan tanggungjawab.
Kata sultan kepada Ratu Ageng." Akhirnya harus dikatakan, diajeng-lah yang ditentukan takdir untuk mengasuh Ontowiryo, membesarkannya, dan menjaganya baik baik agar menjadi manusia kamil. sebab, ketahuilah, aku mendapat petunjuk dari rohku sendiri, bahwa bayi itu kelak akan menjadi pemimpin bangsa yang paling dihormati di antara bangsa bangsa antero Nusantara. Dia akan menjadi orang besar yang diteladani pejuang-pejuang kebangsaan, mulai dari prajurit sampai perwira, sebagai lambang pembebab dari segala tekanan, penindasan, dan penjajahan bangsa terhadap bangsa, sesrta penghisapan manusia terhadap manusia. tapi juga, yang penting, menjadi panutan pribadi yang takwa, saleh, alim. Tidak sia-sia namanya adalah Ontowiryo; onto berarti yang terakhir, yang pengujunng, yang pamungkas, dan wiryo berarti keberanian, keberkuasaan, kesaktian, keluhuran jiwa. Aku ingin diajeng terus mengigat-ingat ini. Jangan lupa."
"Tentu, suamiku raja."
Ratu Ageng sadar, janjinya kepada raja, suaminya, adalah sumpah setia seorang istri. Demikian sepanjang hayat dia mesti melakukan semua ikhtiar, yang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan Ontowiryo tersebut,


-pembelajaran Bahasa Indonesia  SMA-SMK  kelas   XII- Pelajaran kedua - Cerita  Sejarah-


1 komentar:

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    BalasHapus