Kamis, 19 Juli 2018

Editorial

Editorial adalah tulisan yang disajikan pada majalah yang mengangkat masalah tertentu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Ketika awal tahun ajaran baru, banyak media menyoroti bagaimana sekolah menerima siswa baru, ketika harga minyak naik koran pun menulis masalah kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut dengan respon masyarakat yang terkena dampaknya. Berikut ini dikutip editorial sebagai bahan penunjang bacaan. Bacalah dengan cermat!

Teks 1
Teks  editorial Lampung Post  30 Juni 2014 Tajuk

Mafia Narkoba dari Bui
Sosialisasi bahaya narkotika dan obat obatan berbahaya sudah kurang gencar. Narkoba tidak hanya merusak generasi, tetapi juga berdampak menghancurkan kemanusiaan. 
Dunia menyatakan perang terhadap narkoba. Di Indonesia, pada 2002 pemerintah membentuk badan narkotika nasional, lembaga nonkementrian yang bertugas mencegah serta memberantas penyalahgunaan dan peredaran psikotropika.
Pembentukan BNN jelas menunjukkan keberpihakan pemerintah pada pemberantasan dan perang terhadap peredaran narkoba di tanah air. Memang, komitmen kuat itu harus ditempuh melalui jalan berliku. Sejak dibentuk 12 tahun silam, BNN telah menorehkan sejumlah prestasi. Namun, kinerja BNN belum mampu mengikuti laju pertumbuhan konsumsi dan peredaran narkoba.
Data yang dirilis BNN dan UI tiga tahun yang lalu, nilai transaksi narkoba di negeri ini mencapai Rp 42,8 trilyun per tahun. Tingginya nilai transaksi narkoba membuat banyak pihak tergiur dan ingin masuk ke bisnis terlarang tersebut. Tidak kurang pula, narapidana yang sedang mendekam di dalam lembaga pemasyarakatan turut terlibat dalam mata rantai peredaran narkotika.
Itulah yang terjadi ketika satuan reserse narkoba polresta bandar lampung mengungkap jaringan peredaran narkoba yang melibatkan napi LP narkotika di Way Huy, Lampung Selatan pekan lalu.
Polisi menciduk dua warga Bandar Lampung sebagai kurir narkoba dan transaksi tersebut dikendalikan oleh seorang napi di LP Way Huy. Dari mereka , petugas menyita sabu-sabu sebanyak 13 paket seberat 25 gram atau senilai Rp 37,5 juta.
Transaksi narkoba tidak hanya dikendalikan dari tengah tengah permukiman penduduk, tetapi juga dari balik jeruji besi, dari balik ruang pembatasan kebebasan.  Bahkan, orang orang rantai yang sedang menjalani hukuman pun bisa mengatur jual beli narkoba di luar sana.

Teks 2
Pahlawan

Siapakah pahlawan menurutmu? Apakah mereka yang berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia itulah yang disebut pahlawan? Mengapa kita kenal pahlawan kemerdekaan, pahlawan revolusi, pahlawan buruh, pahlawan pers? Atas dasar apa mereka mengelompokkan pahlawan seperti itu? Bolehkan kita mengatakan orang yang berjasa pada kita lalu kita sebut dia pahlawan?
Marilah kita baca dan pelajari cerita pendek berjudul "Pahlawan" karya Mohtar Lubis, dan puisi berjudul "Ibu" yang ditulis oleh penyair Madura D.Zawawi Imron.
Dengan membaca dua karya sastra ini, kita bisa mengetahui sikap seorang sastrawan terhadap sesuatu, sikap sastrawan terhadap situasi saat itu sebagai tanggapan atau respons yang diberikan sebagai seorang seniman.

Perhatikan petikan lengkap puisi "Ibu" karya D.Zawawi Imron.

Ibu
kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mata air air matamu, ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempat kuberlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang akan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku

1966
Karya  D Zawawi  Imron
kumpulan puisi bantalku ombak selimutku angin halaman 20-21 pada judul Ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar